meta keyword --->

Friday 24 February 2017

Serba-serbi Kursus: Bingung pilih kelas dan Apa beda kelas Privat dengan kelas X-tra


BEGINNER itu apa sih?
Adalah kelas kursus dengan jumlah jam 20 kali tatap muka, dengan lama waktu per tatap muka 45 menit s.d 50 menit. Program ini memberikan pemahaman pada tingkat Dasar s.d keahlian Madya. Kamu diajarkan tahapan-tahapan tingkat dasar dari kursus yang kamu ambil sampai kamu tahu dan bekerja sendiri.

Lalu kalau INTERMEDIATE itu apa?
Adalah kelas kursus dengan jumlah jam 30 kali tatap muka, dengan lama waktu per tatap muka 45 menit s.d 50 menit. Program ini memberikan pemahaman pada tingkat Dasar s.d Tingkat Mahir. Peserta diajarkan tahapan-tahapan dan jenis-jenis [kompleksitas] berupa produksi program acara tv dengan menghasilkan karya pilihan peserta diklat. Menyiapkan tenaga siap berkarya cipta (kerja) menjadi yang kamu inginkan.

Saya belum bisa sama sekali dan tidak tahu sama sekali tentang [Broadcast tv, Film, Design Grafis, dan Multimedia *pililh salah satu] Sebaiknya saya ambil kelas beginner atau langsung intermediate?
Yang membedakan kelas Beginner dan Intermediate adalah jumlah jam pertemuan saja, kamu yang tidak bisa atau sudah bisa tetap akan diajari dasar-dasarnya. Nah.. jika intermediate itu sampai mahir tapi kalau untuk Beginner itu hanya sampai kemampuan madya (sedang).

Kelas privat dan kelas x-tra apa bedanya?
Persamaan kelas privat dan kelas x-tra, adalah hari pertemuan/tatap muka bisa kamu yang menentukan sendiri. Perbedaannya, di kelas private ditempuh waktu reguler dengan jumlah jam tergantung dari level yang diambil. Misalkan kamu ambil kursus privat beginner, jumlah jam pertemuan 20 kali pertemuan seminggu 2 kali lama waktu 2 bulan. Sedangkan kelas x-tra adalah kelas akslerasi dengan waktu dengan tatap muka setiap hari selama maksimal 20 hari berlaku untuk level beginner dan intermediate. Kelas x-tra lebih banyak diambil oleh mereka peserta kursus dari luar kota.

Info Pendaftaran:
Mind 8 Course
Ruko Tran Depok Cyber Village No. 26
Jl. Kalimulya Depok Jawa Barat (500M dari GDC - Grand Depok City atau 1,5 Km dari Kantor Walikota Depok)
Telpon 021 229 74073
[Contact & WA: 0813 1842 4488]
e mail : mind8course@gmail.com
web : www.mind8production.com
Follow me @mindpro
Like FB Mind 8 corporation

PERALATAN BROADCAST TV - PROFESSIONAL EQUIPMENT


Peralatan jenis ini lebih banyak digunakan di industri broadcast tv profesional dan Production House (rumah produksi). Produksi yang mereka garap tentu untuk memenuhi industri broadcasting televisi, kamu bisa bayangkan siaran televisi itu bekerja tanpa henti. Apa jadinya jika alat yang digunakan tidak memenuhi standar profesional, yang ada malah bisa mati tiba-tiba pada saat melakukan produksi konten siaran tv dan siaran pun terganggu.

Maka, jenis peralatan ini dirancang khusus untuk kebutuhan produksi dengan intensitas yang tinggi dengan tingkat pemakaian yang berat dan berkualitas tinggi dari semua aspek komponen termasuk lensa. Mempunyai ciri-ciri :
1. Pengguna sebagian besar para professional broadcast indutri besar di dunia pertelevisian dan PH
2. Fitur yang tersedia bisa dibilang ful manual karena hampir sebagian besar menggunakan setting-setting manual meskipun memiliki masih fitur auto, tetapi jika ingin menghasilkan gambar dan visual yang bagus menggunakan setting manual
3. Harga relatif lebih mahal bahkan sangat mahal
4. Memiliki standar penggunaan yang tinggi, HDV resolution bahkan sudah UHD (4K) dengan warna yang stabil tidak cacat atau distorsi.
5. Sangat stabil dan handal.
6. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal peralatan yang lain pun harus seimbang, misalnya pada saat post-production. Mesin editing yang digunakan harus benar-benar compatible.
7. Cukup kuat dan tahan segala kondisi seperti getaran, gundukan, goncangan, debu, panas, dan hujan. Sangat mumpuni bila digunakan dalam kondisi apa pun.



Jadi apa benar, hanya peralatan jenis professional saja yang boleh produksi konten televisi?
Di awal, sudah saya jelaskan bahwa konten siaran televisi kita bahkan telah banyak mengalami perubahan, kalau boleh saya sebut sudah terjadi revolusi televisi. Hal ini karena pemenuhan konten televisi yang luar biasa banyak dan rutinitas yang tinggi, maka banyak pula stasiun televisi yang menggarap konten dengan peralatan prosumer dan consumer.


Sudah saatnya, bagi siapa saja yang ingin belajar broadcast televisi silahkan saja dan bebas-bebas saja dalam menggunakan alat yang ada hari ini. Sebagai saran sebaiknya Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan diberlakukan grade/tingkatan bagi mahasiswa/i atau siswa/i, dari peralatan standar consumer, prosumer hingga professional. Agar pencapaian lebih maksimal.


Di mana menemukan peralatan jenis professional ini?
Datang ke stasiun televisi swasta nasioal yang rata-rata memang berpusat di Jakarta, atau kamu datang ke PH yang sudah memenuhi produksi konten tv sawasta nasional. Di Indonesia sebenarnya ada Lembaga Siaran Publik milik pemerintah seperti TVRI, tapi saya juga ragu mereka sudah menggunakan alat standar profesional HDTV, kamu bisa datang ke tempat tersebut yang saya maksud.

Thursday 23 February 2017

NEWS : Ajak SMK Prioritaskan Konten Televisi

KOTA BATU – Pusat Teknologi Informasi dan Komukasi Pendidikan (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengajak SMK Broadcast se-Indonesia untuk meningkatkan mutu konten penyiaran televisi. Dalam mempersiapkan itu, sekitar 14 perwakilan SMK broadcast se-Indonesia mendapat pelatihan keterampilan melalui program On Action di Amarta Hills Hotel dan Resort, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Rabu (21/12).

Ketua pelaksana sekaligus Ketua Asosiasi Guru Broadcasting Indonesia (AGBI) Anton Mabruri menyatakan, program On Action digelar empat hari, 20–23 Desember. Menurutnya, selama ini keberadaan SMK Broadcast terlalu fokus pada keterampilan teknis. Padahal, katanya, esensi broadcast atau penyiaran, juga bersinggungan dengan konten atau isi penyiaran.

On Action dibagi dalam tiga konten, yakni On Sejarah, On Wisata, dan On Kehidupan. ”Salah satu contoh dalam On Sejarah yang mengangkat sejarah tingkat desa,” ujar Anton dalam sambutannya.

”Jarang loh televisi mengangkat sejarah desa-desa. Padahal, ada ribuan desa di Indonesia,” tambahnya.

Kabid PTP Berbasis RTF Pustekkom Sri Hargyanto Suryo Prayudo menambahkan, Kota Batu dipilih sebagai tempat berkumpul mematangkan konsep, bukan tanpa dasar. Itu karena Batu baru berdiri tapi perkembangannya signifikan.

”Kota Batu menyimpan keunggulan luar biasa, baik wisata maupun budayanya. Besar harapan kami ada ide besar yang lahir di sini,” beber dia.

Dalam program kali ini, lanjut dia, Pustekkom hanya sebagai fasilitator. Dia mencontohkan keberadaan TV Edukasi milik Pustekkom yang bisa dimanfaatkan SMK Broadcast dalam berkeksplorasi. ”Ide dan gagasan tayangan edukasi bisa diproduksi di sini (TV Edukasi Pustekkom),” katanya.

Acara itu dihadiri Wali Kota Batu Eddy Rumpoko. Sedikitnya ada 14 perwakilan SMK Broadcast se-Indonesia. Di antaranya SMKN 3 Batu, SMK Cempaka Nusantara Depok, SMKN 1 Cimahi, SMK Cakra Nenggala Brebes, SMKN 1 Bondowoso, SMKN 1 Bengkulu, SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen, SMKN 1 Solok, SMKN 1 Gorontalo, SMKN 7 Surakarta, SMKN 1 Klaten, dan SMK Motivasi Insani Bogor. (zal/c4/dan)


Sumber : www.radarmalang.co.id http://radarmalang.co.id/ajak-smk-prioritaskan-konten-televisi-58686.htm

PERALATAN BROADCAST TV - PROSUMER EQUIPMENT


Peralatan prosumer, kadang dikenal sebagai peralatan industri rumahan (video production) dan sebagian kecil untuk broadcast tv. Juga digunakan untuk produksi yang sedikit lebih berat, dan kadang-kadang memberikan beberapa fitur profesional (seperti lensa kamera dapat diganti dengan lensa film), tetapi masih memiliki banyak fitur otomatis seperti yang terdapat peralatan consumer. Karena sifatnya kombinasi portabilitas dan kualitas, maka jenis ini lebih rendah harganya dibandingkan peralatan professional. Sehingga memungkinkan para professional pun kadang menggunakan alat ini dengan menambah berbagai kombinasi alat yang lain seperti penggunaan lensa, filter, dan lain-lain. Prosumer Equipment mempunyai ciri-ciri:
1. Pengguna adalah home industri atau mendekati professional
2. Fitur yang tersedia sudah memiliki fitur manual tetapi tidak full (campuran automatic dan manual)
3. Harga agak lebih mahal dari jenis Consumer
4. Tidak tahan banting tetapi tidak ringkih (mudah rusak)
5. Mempunyai resolusi gambar yang cenderung lebih baik dari kelas Cosumer sudah HD-HDTV (High Definition Television), meskipun beberapa ada yang sudah memiliki resolusi 2K dan 4K tetapi harganya cukup mahal.



Siapa pengguna alat broadcast tv jenis prosumer?
Alat ini banyak digunakan oleh mereka yang menggeluti dunia video production. Dengan intensitas penggarapan video untuk dokumentasi pernikahan, profil perusahaan, profil individu, dan dokumentasi lainnya. Walaupun pada kenyataannya banyak juga stasiun televisi yang juga menggunakan jenis alat standar ini, tidak masalah sepanjang penyajiannya sesuai kaidah broadcast televisi profesional. Maksdunya adalah standar pengambilan gambar, gaya bertutur, tampilan grafis, grading colour, dan lainnya sudah memenuhi QC televisi.


Selain harganya sedang tidak terlalu mahal juga tidak murahan, pertimbangan inilah memungkinkan para lembaga pendidikan seperti Kampus Vokasi dan Sekolah Menengah Kejuruan lebih banyak menggunakan peralatan berstandar prosumer.


Televisi lokal di daerah pun sudah banyak yang menggunakan peralatan standar prosumer, mereka beralasan selain harganya tidak mahal juga menyediakan fitur otomatis dan fitur manual yang sewaktu-waktu bisa digunakan untuk menghasilkan kualitas gambar sekelas profesional. Untuk memindahkan/menginstal dari otomatis ke manual biasanya membutuhkan peralatan pelengkap, semisal pada saat akan menambah lensa tentu biasanya dipasang converter agar kompatibel.

Oleh : Anton Mabruri – Praktisi Broadcast, Filmmaker, dan Penulis 
Like Me Anton Mabruri KN 
Follow Me Anton Mabruri KN

Wednesday 22 February 2017

APA PERBEDAAN INTERLACED DAN PROGRESSIVE DALAM VIDEO (JANGAN DISEPELEKAN!)


Ketika kamu membuat new project atau new sequence di software editing, ada satu parameter yang harus ditentukan, yaitu Field Dominance. Begitu pun ketika menggunakan software konverter. (Di software editing, kamu bisa melihatnya dengan meng-klik-kanan sequence, lalu pilih settings)

field dominance setting
Pentingkah pengaturan ini? Penting banget! (terutama bagi kamu yang mengerjakan program-program TV). Field Dominance ini akan berpengaruh pada cara monitor menampilkan video.

Coba perhatikan gambar berikut!


Kamu lihat gambar yang bergetar? Itulah yang terjadi kalau kamu salah memilih Field Dominance.
Field Dominance ini merujuk pada dua cara monitor menampilkan video, yaitu interlace dan progressive.

Banyak sekali yang tidak paham soal ini. Akibatnya banyak tayangan (TV) yang bergetar, gerakan objek tidak mulus, seakan berbayang. Ada juga yang sok tahu.. “ah gue mah selalu setting progressive, karena progressive lebih bagus”. Tidak sesimpel itu Guys! Karena interlaced dan progressive bukan soal selera. Tapi ada latar belakang teknis di belakangnya.

Perlu diingat ada dua standar format Full HD: 1080i dan 1080p. Huruf i dan p di sana pun mewakili dua mode itu, interlaced atau progressive. Karena itu, di artikel ini kita coba gali lebih dalam.

Kembali Ke Frame Rate
Untuk memahami dari mana munculnya interlaced dan progressive, kamu harus mengerti dulu seluk beluk frame rate. Frame rate adalah banyaknya gambar yang diputar dalam satu detik. Biasanya diukur dalam fps (frame per second). Teori ini sering disebut ilusi gambar bergerak, gambar berganti setiap sepersekian detik sehingga otak manusia mempersepsikannya sebagai gambar bergerak, bukan sebagai deretan foto. Maka aturannya sederhana, semakin tinggi frame rate, semakin realistis gerakan objek dalam video atau real time.

frame rate horse


Sebagai sebagai gambaran logika seperti ini, bila terdapat gambar tertulis angka 16 fps, itu artinya dalam 1 detik terdapat 16 gambar. Gambar itu sudah cukup untuk menipu otak, sehingga kita mempersepsikan gerakan (perception of motion). Maka pada saat itu digunakanlah standar 24 fps, walau pun sekarang juga masih digunakan. Tapi ada masalah yang muncul ketika itu, yaitu gambar  flickerFlicker itu seperti gambar di bawah ini. Seperti cahaya berkedip-kedip namun kanan kiri terdapat bayangan hitam seperti membentuk shadow dan terus berkedip-kedip.

flicker

Logikanya sederhana..
Proyektor menyinari film (seluloid) untuk menampilkan gambar ke layar. Yang mungkin kamu gak sadar adalah.. sebetulnya cahaya dari proyektor itu tidak terus menerus menyinari film. Tapi ada jeda di mana cahaya itu di-blokir ketika frame diganti. Itu diperlukan supaya pergantian frame tidak terlihat ‘ngeblur’. Itulah yang menimbulkan flicker. Karena cahayanya ‘putus-putus’.


Maka Thomas Edison sebagai penemu mekanik proyektor film ketika itu membuat perhitungan bahwa frame rate harus lah 46 fps atau lebih supaya flicker ini tidak terlihat. Masalahnya, saat itu berarti membutuhkan gambar atau film-strip yang lebih banyak. Ujung-ujungnya balik lagi ke biaya. Biayanya mahal. Tapi ada yang berfikiran jenius! Tidak perlu menambah frame. Cukup menjalankannya dua atau tiga kali setiap frame.

Artinya.. kalau menggunakan shutter blade ganda (perhatikan animasi di bawah), maka 24 fps akan tampak seperti 48 fps dan flicker tidak akan terlihat. Simpel bukan!?

simplex-e-7-single-shutter-animation-second

Lalu Bagaimana Dengan Broadcast TV?
Televisi pun sama, harus memutar frame rate yang cukup agar flicker tidak terlihat. Flicker di TV terjadi karena monitor pun harus me-refresh setiap gambar di layar (diukur dalam refresh rate). Dari sinilah muncul teknik interlaced dalam TV.

Apa Itu Interlaced?
Supaya lebih paham, kita harus kembali ke jaman TV tabung (CRT). Gambar yang terbentuk di TV tabung dijalankan dengan cara menembakkan elektron ke layar. Ketika elektron itu menyentuh layar, maka sebuah titik di layar akan bercahaya (dalam LCD disebut piksel). Si penembak elektron (sinar katoda) itu harus menyusun setiap titik di layar sampai penuh dari kiri ke kanan di setiap barisnya sampai penuh. Dan itu harus dilakukan setiap frame. Proses ini disebut scanning.


Dalam standar PAL (Phase Alternating Lines), dia harus menyelesaikan 625 baris setiap frame.

Masalahnya.. proses ini dibatasi oleh bandwidth (lebar pita frekuensi), di mana gambar ditransmisikan melalui gelombang radio (UHF) yang pada akhirnya mengendalikan arus listrik di dalam TV. Akibatnya proses scanning pun terbatas. Frame rate tidak bisa terlalu tinggi karena bandwidth membatasinya. Sementara itu dia harus menghindari flicker. (Ingat hukum Thomas Edison bahwa flicker bisa dihindari kalau frame rate di atas 46 fps).

Maka ditemukanlah teknik interlaced. Yaitu membagi frame menjadi dua baris: baris ganjil dan baris genap. Pertama, si penembak elektron akan menyelesaikan baris 1, 3, 5, dst sampai baris ganjil terbawah. Kemudian dia kembali ke atas untuk mengisi baris 2, 4, 6, dst sampai baris genap terbawah.

Dengan teknik ini, seolah-olah frame rate jadi dua kalinya (karena di jalankan dua tahap) dan flicker tidak tampak lagi. Karena itu 25 fps dalam mode interlaced disebut 50i, karena 2 x 25 fps (i=interlaced).



Dampak Interlaced Terhadap Monitor Digital
Dari uraian di atas harusnya kamu sudah paham bahwa interlaced hanya berlaku di TV. Karena kendala bandwitdh dan flicker tadi. Makanya mode interlaced ini tidak akan berjalan normal kalau diputar di monitor komputer. Karena monitor komputer (dan layar-layar digital lainnya) bekerja secara progressive. Dia tidak mengenal interlace. Progressive membentuk gambar dengan cara normal, yaitu menyusunnya secara berurut. Karena itu.. kalau kamu memutar video ber-interlaced di monitor komputer, maka akan tampak bergaris.


Sekarang kamu bisa menjawab: Mana yang lebih bagus kualitasnya, interlaced dan progressive?
Jawabannya adalah tergantung kamu mau menayangkannya di mana. Kalau di monitor komputer, HP, internet, LED (dengan mencolok flashdisk) kamu harus pilih progressive. Tapi kalau video itu harus kamu kirim ke stasiun televisi untuk dibroadcast, pilihlah interlaced.

Persoalan ini harus dipahami karena masih banyak yang salah kaprah. Orang TV yang tidak paham teknis menganggap bahwa interlaced itu jelek karena tampak berbayang (bergaris). Kalau dia melihatnya di layar komputer, ya iya pasti bergaris. Video itu kan untuk TV, maka lihatlah hasilnya di monitor TV.

Upper dan Lower Dalam Software Editing
Dalam software editing, kalau kamu memperhatikan sequence setting, kamu disuruh menentukan Field Dominance. Yang terdiri dari tiga pilihan:

  1. Upper
  2. Lower
  3. None

Kalau kamu memilih upper atau lower, itu artinya video yang dihasilkan akan ada dalam mode interlaced. Sedangkan none artinya progressive. Upper tidak lain adalah baris ganjil. Sedangkan lower adalah baris genap.

fcp field dominance
Apa maksudnya field dominance? Dan mana yang harus dipilih antara upper dan lower? (yang gak mau pusing sebaiknya lewat bagian ini)

Sebenarnya dalam mode interlaced tidak dikenal istilah frame. Yang ada adalah field. Field yang dimaksud baris ganjil dan baris genap, atau upper dan lower. Jangan salah paham.. kedua field ini tidak dihasilkan dengan memecah satu gambar yang sama jadi dua! Tapi dihasilkan dari dua gambar yang berbeda. Field upper diambil dari gambar yang satu tapi diambil baris genapnya, sedangkan field lower diambil dari gambar berikutnya, tapi diambil baris ganjilnya. Ilustrasinya seperti ini..

Field dominance
Ilustrasi di atas mungkin akan membuat pertanyaan: gambarnya jadi aneh dong? Tidak! Karena ke dua field ini tidak berjalan secara simultan. Tapi berjalan selang seling: upper, lower, upper, lower, dst secara cepat. Sehingga akan tampak normal (kecuali di montior progressive).


Yang menjadi masalah adalah field satu itu upper atau lower. Kalau field 1 adalah upper, berarti field 2 adalah lower. Kalau field 1 adalah lower, berarti field 2 adalah upper. Inilah yang dimaksud field dominance.

Kalau menggunakan source progressive (misalnya dari DSLR atau Mirrorless), tidak jadi masalah memilih upper atau lower di sequence setting. Yang sering menimbulkan masalah adalah yang source-nya sudah ber-interlaced (misalnya hasil capture dari miniDV atau DV Cam).

Field dominance di source dan sequence harus sama. Kalau tidak, gambar akan tampak bergetar atau berbayang. 

(Kalau tidak percaya, coba tonton beberapa program TV di beberapa stasiun televisi! Masih banyak tayangan yang seperti ini. Heran.. kenapa lolos QC? )


Untuk kamu yang kerja di TV.. ini rumusnya! Semua format video yang memiliki mode interlaced adalah Upper, kecuali DV. Yap, DV PAL pasti selalu lower. Selainnya adalah Upper. Bahkan di software converter MPEG Streamclip ada peringatannya.

mpeg streamclip field dominance

Format-format Video yang Memiliki Interlaced
Ingat.. format video bukan sekedar menetukan file: mp4, mov, avi, dan sejenisnya. Tapi yang dimaksud format video adalah karakteristik apa saja yang ada dalam video, seperti codec, frame rate, frame size, dll. Termasuk apakah video itu memiliki interlace atau tidak. (Bagi yang tidak paham format, sebaiknya baca dulu artikel Tentang Codec)

Mengetahui format yang benar penting ketika melakukan setting kamera, setting project di software editing, dan setting di software converter. Cara mengetahui interlaced dan progressive dalam format video gampang! Kalau ada huruf ‘i’ itu artinya interlaced. Sedangkan ‘p’ adalah progressive. Seperti dalam format HD.. 1080i adalah interlaced, sedangkan 1080p adalah progressive.

Interlace progressive sestting

pmw format
Kamu harus tahu juga bahwa semua format yang ada dalam kategori MPEG-4 seperti h.264 adalah progressive. Sedangkan semua format yang ada dalam kategori MPEG-2 bisa interlaced bisa progressive. (kalau kamu belum paham MPEG-2 dan MPEG-4, baca lagi artikel Tentang Codec)

Foto, Gambar, dan Grafis Dalam Interlaced
Video progressive (tidak ber-interlaced), tidak akan menimbulkan masalah ketika digunakan dalam sequence editing interlaced. Tapi gambar diam (foto, logo, grafis, dll) lain cerita. Hati-hati! Gambar itu kemungkinan akan tampak bergetar atau flicker kalau kamu menggerakkannya di software editing.

(Ingat.. getaran ini tidak akan tampak di monitor komputer. Kamu harus melihatnya di TV)

Itu terjadi karena gambar hanya terdiri dari satu frame (dan sudah pasti progressive). Software editing tidak terlalu baik dalam ‘menggerakan’ gambar yang pada dasarnya diam. Karena dari frame ke frame, objeknya tidak berubah sama sekali (kecuali hanya posisinya saja ketika digerakkan oleh keyframe). Sementara dalam mode interlaced, field 1 dan field 2 saling bersusulan. Maka akan tampak seolah-olah gambar itu maju mundur (bergetar).

Ada beberapa teknik untuk menghindarinya:

  1. Kalau gambar itu Kamu buat di Photoshop, Illustrator, dan sejenisnya.. berikan filter De-Interlace sebelum digunakan di software editing.
  2. Atau Kamu juga bisa memberikan filter De-Interlace pada gambar itu di software editing.
  3. Kalau kamu mau menggerakkan gambar-gambar itu (termasuk teks) supaya halus, sebaiknya gerakkan di After Effects, setelah itu kamu bisa menggunakannya di software editing.


Filter De-Interlace di Photoshop
Filter De-Interlace di FCP 7
Untuk Premiere, Kamu bisa memberikan De-Interlace dengan cara meng-klik kanan klip yang ada di timeline, lalu pilih Field Option dan pilih Always Deinterlace.

De-Interlace di Premiere

Kesimpulannya
Interlaced dan Progressive bukanlah persoalan sepele. Terutama buat Kamu yang memproduksi tayangan untuk TV (TV Commercial, program TV, Videoklip, dll).

Catat selalu:

  1. TV selalu dibroadcast dalam mode intelace (setidaknya sebelum TV Digital resmi digunakan)
  2. Video ber-interlaced akan tampak bergaris di monitor komputer, tapi normal di TV
  3. Untuk selain tayang di TV, gunakan progressive
  4. Pastikan setting Upper dan Lower benar untuk sequence interlaced
  5. Foto, logo, grafis.. pastikan diberi filter De-Interlace sebelum digunakan di sequence interlaced
  6. Kalau artikel ini belum cukup menjelaskan.. kunjungi situs ini yang membedah seluk beluk interlaced
Sebelum kami memposting  ulang tulisan ini, kami menelaah sejauh mana tulisan dari www.rumaheditor.com ini ditulis. Sebelum itu kami mohon ijin berbagi tulisan ini kepada komunitas blogger kami, sebagai bentuk berbagi pengetahuan yang cukup penting. Terima kasih sebelumnya kami ucapkan. Salam


Sumber : http://rumaheditor.com/interlace-progressive/
AUTHOR: DANI NURDIMAN | March 12, 2016

Tuesday 21 February 2017

PERALATAN BROADCAST TV – JENIS CONSUMER EQUIPMENT


Jenis peralatan ini sebenarnya mudah ditemui dan banyak jenisnya, sebagian malah memanjakan penggunanya karena fitur yang diberikan serba otomatis. Equipment broadcast tv jenis ini pula bukan didesain untuk keperluan sehari-hari dengan kecenderungan pengguna kalangan pe-hobby, Mempunyai ciri-ciri:
1. Kebanyakan penggunanya adalah kalangan pe-hobby dan keluarga
2. Fitur yang disediakan dari equipment ini adalah serba otomatis (full automatic)
3. Harga relatif lebih murah
4. Tidak tahan banting dan cenderung lebih ringkih (cepat rusak)
5. Mempunyai resolusi gambar yang rendah masih SD-SDTV (Standard – Definition Television), walaupun sekarang sudah banyak yang sudah HD-Full HD.


Seiring waktu berkembangnya teknologi hari ini, kecenderungan resolusi gambar yang dihasilkan juga lebih baik. Bahkan beberapa peralatan broadcast kelas consumer sudah mempunyai resolusi HD, yang membedakan signifikan adalah sistem operasi yang ditanamkan pada alat tersebut. Karena hampir semua peralatan broadcast tv standar consumer pasti cenderung serba otomatis.


Contoh peralatan kelas Consumer apa saja ya?
Sulit saya menjawab pertanyaan ini, karena misal saya contohkan Handycam. Keluaran Handycam jenis baru hari ini bahkan ada yang sudah manual sistem fitur yang ditanamkan, dengan harga lebih mahal tentunya. Yang membedakan peralatan broadcast jenis consumer, prosumer, dan professional hanyalah standar harga yang ditawarkan dari yang paling murah, sedang hingga yang paling mahal. Jika kamu ingin mendapatkan peralatan broadcast kelas consumer cirinya pasti harga relatif lebih murah seperti yang sudah saya sebutkan di antara ciri-ciri tersebut di atas.


Apakah smartphone termasuk peralatan broadcast tv? 
Saya jawab “iya”, hampir semua smartphone hari ini telah mempunyai resolusi gambar yang cukup baik. Beberapa konten siaran televisi sudah berani menggunakan smartphone, jadi jangan kaget bila hari ini banyak penggarap produksi konten hanya menggunakan kamera kecil seperti smartphone. Meskipun demikian ini bukan menjadi standar profesional dalam dunia broadcast tv. Nah makanya smartphone bisa dikategorikan menjadi jenis peralatan broadcast tv jenis consumer karena semua fiturnya yang serba otomatis.

Oleh : Anton Mabruri – Praktisi Broadcast, Filmmaker, dan Penulis 
Like Me Anton Mabruri KN 
Follow Me Anton Mabruri KN

Sunday 19 February 2017

MULTIMEDIA COURSE

PROGRAM MULTIMEDIA COURSE
Terdapat dua level kelas antara lain :

MULTIMEDIA MAKERS – BEGINNER CLASS
2 (Dua) Bulan 20 (+5) kali pertemuan - @45 Menit => berubah menjadi 10 kali pertemuan @2 Jam per sesi
Overview: Program ini memberikan pemahaman bidang Multimedia Dasar s.d Keahlian Madya (Beginner). Peserta diajarkan tahapan-tahapan membuat suatu design Multimedian pada contoh kasus yang ada, dan praktik.

MULTIMEDIA MAKERS – INTERMEDIATE CLASS
3 (Tiga) Bulan 25 (+5) kali pertemuan - @45 Menit => berubah menjadi 15 kali pertemuan @2 Jam per sesi
Overview: Program ini memberikan pemahaman pada Multimedia Dasar s.d Tingkat Mahir (Intermediate). Peserta diajarkan tahapan-tahapan dan jenis-jenis [kompleksitas] Multimedia dengan menghasilkan karya mulai dari pembuatan logo, corprate identity, dan media cetak dan digital. Menggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi di dunia hiburan, dan juga dunia game.

NOTE : Mulai 1 Agustus 2019 Jumlah jam kursus dan durasi jam pertemuan (Sesi) mengalami perubahan. Perubahannya adalah sebagai berikut :a. Kelas Beginner privat menjadi 10 jam pertemuan dengan durasi 2 jam per sesib. Kelas Intermediate privat menjadi 15 jam pertemuan dengan durasi 2 jam per sesic. Untuk kelas X-Tra baik Beginner dan Intermediate tetap menyesuaikan

JADWAL KURSUS
Pilih hari, sesuai waktu luangmu
*Berlaku mulai 1 Agustus 2019

PESERTA KURSUS
Untuk Kelompok atau Tim [Minimal 4 orang – Maksimal 12 Orang].
Untuk Individu, satu peserta

JENIS KURSUS
ANIMASI
MOTION GRAPHIC
FOTOGRAFI
VLOGER

LEVEL KURSUS
Beginner
Intermedite

KAMI BUKA PENDAFTARAN SETIAP HARI, KELAS MULAI SETIAP HARI

BIAYA KURSUS klik di sini
AMBIL KURSUS PAKET LEBIH HEMAT
MULTIMEDIA VIDEO

VLOGER 

Info Pendaftaran:
Mind 8 Course
Ruko Tran Depok Cyber Village No. 26
Jl. Kalimulya Depok Jawa Barat (500M dari GDC - Grand Depok City atau 1,5 Km dari Kantor Walikota Depok)
Telpon 021 229 74073 [Contact & WA: 0819 4578 8899]
e mail : mind8course@gmail.com
web : www.mind8production.com
Follow me @mindpro
Like FB Mind 8 corporation

DIGITAL FILMMAKING COURSE




PROGRAM DIGITAL FILMMAKING COURSE
FILMMAKING – BEGINNER CLASS
10 kali pertemuan @2jam per sesi*
Overview: Program ini memberikan pemahaman pada Filmmaking Dasar s.d keahlian Madya. Peserta diajarkan tahapan-tahapan pra produksi, produksi dan produksi Film dengan teknologi Full Digital. Menyiapkan tenaga siap berkarya cipta (kerja) menjadi Filmmaker.

FILMMAKING – INTERMEDIATE CLASS
15 kali pertemuan @2jam per sesi*
Overview: Program ini memberikan pemahaman pada Filmmaking Dasar s.d Tingkat Mahir. Peserta diajarkan tahapan-tahapan pra produksi, produksi dan produksi Film dengan teknologi Full Digital dengan menghasilkan karya pilihan peserta kursus berupa film pendek [indie movie]. Menyiapkan tenaga siap berkarya (kerja) menjadi Filmmaker.

NOTE : Mulai 1 Agustus 2019 Jumlah jam kursus dan durasi jam pertemuan (Sesi) mengalami perubahan. Perubahannya adalah sebagai berikut :
a. Kelas Beginner privat menjadi 10 jam pertemuan dengan durasi 2 jam per sesi
b. Kelas Intermediate privat menjadi 15 jam pertemuan dengan durasi 2 jam per sesi
c. Untuk kelas X-Tra baik Beginner dan Intermediate tetap menyesuaikan

JENIS KURSUS
SINEMATOGRAFI / CAMERAMAN FILM
FILM EDITOR
SCRIPTWRITER FILM
ARTISTIK FILM

JADWAL KURSUS
Pilih hari, sesuai waktu luangmu
*Berlaku mulai 1 Agustus 2019

PESERTA KURSUS
Untuk Kelompok atau Tim [Minimal 4 orang – Maksimal 12 Orang].
Untuk Individu, satu peserta

LEVEL KURSUS
Beginner
Intermedite
Professional

BUKA PENDAFTARAN SETIAP HARI, KELAS MULAI SETIAP HARI


BIAYA KURSUS klik di sini
AMBIL KURSUS PAKET LEBIH HEMAT

Info Pendaftaran:

Mind8 TV Studio
Ruko Tran Depok Cyber Village No. 26
Jl. Kalimulya Depok Jawa Barat
Telpon 021 229 74073 [Contact & WA: 0813 1880 2882]
e mail : mind8course@gmail.com
web : www.mind8production.com
Follow me @mindpro
Like FB Mind 8 corporation

Friday 17 February 2017

NGE-VLOG YUK...

Apa itu Vlog
Video-Blogging, atau bisa disingkat vlogging (diucapkan Vlogging, bukan V-logging), atau vidblogging, merupakan suatu bentuk kegiatan blogging dengan menggunakan medium video di atas penggunaan teks atau audio sebagai sumber media utama. Berbagai perangkat seperti ponsel berkamera, kamera digital yang bisa merekam video, atau kamera murah yang dilengkapi dengan mikrofon merupakan modal yang mudah untuk melakukan aktivitas video blogging/web. (wikipedia)

Peralatan Pendukung Vlogging
1. Alat perekam
Tentu terdiri atas perekam visual dan perekam audio. Kamera, bicara peralatan yang satu ini sebenarnya tidak harus kamera berkemampuan profesional. Kamu bisa memulai nge-Vlog dengan kamera smartphone, yang penting resolusi kamera smartphone yang kamu punya sudah berstandar Full HD minimal memiliki resolusi 1920x1080.


Audio, alat yang satu ini juga biasanya langsung terintegrasi dengan kamera yang kamu gunakan. Alat perekam audio khusus bisa digunakan bila memang kondisi yang kamu rekam banyak gangguan atmosfer yang kencang. Alat audio khusus kita hanya butuh clip on, ini bentuknya.

2. Alat Penunjang
Sekarang ini banyak alat bantu untuk smartphone yang bisa kamu gunakan. Peralatan penunjang tersebut antara lain: tripod, tongsis, camera stablization, dan lensa. Peralatan tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing tergantung dari situasi dan kondisi.

Tripod
Tripod biasanya digunakan untuk mengambil gambar yang cenderung statis atau diam, juga tidak terlalu banyak pergerakan objek yang diambil.

Tongsis/Monopod
Fungsinya hampir sama dengan tripod, namun biasanya monopod atau tongsis ini banyak digunakan untuk mengambil gambar yang pergerakannya relatif banyak. Misalnya untuk selvi video.

Camera Stabilization/Steady Cam
Kalau pernah dengar alat Dji Osmo, alat ini bekerja seperti Dji Osme sebagai penyetabil gambar yang cenderung moving (bergerak lebih banyak) dan cocok untuk para traveller.

Lensa
Meskipun fungsinya tidak sedahsyat lensa DSLR, namun lensa smartphone cukup membantu. Biasanya untuk menambah depth filed (kedalaman gambar) atau membuat efek ruangan nampak lebih luas, dan fungsi lain yang mirip seperti lensa profesional.
3. Software Editing
Nampaknya jenis software (perangkat lunak) untuk mengedit video sangat banyak pilihannya. Yang terpenting kamu harus tahu terlebih dahulu Vlog yang kamu rancang ini untuk memenuhi standar broadcast televisi atau hanya sekedar memenuhi konten web/blog yang kamu miliki.
Ada dua jalur yang bisa kamu lakukan pada saat mau mengedit A/V (Audio Video) yang kamu buat, melaui smartphone itu sendiri atau melaui PC yang kamu miliki. Saya kira kalau kamu kebeutuhannya benar-benar untuk broadcast tv maka kamu bisa gunakan PC untuk mengedit dengan software pilihan antara lain: Final Cut Pro, Adobe Premiere cc, Avid Express, Edius dan lain-lain. Bila hanya untuk memenuhi konten blog/web kamu bisa gunakan smart phone kamu untuk mengedit A/V, dengan software pilihan antara lain: FilmoraGo, VivaVideo, Magisto, dan lain-lain banyak sekali jumlahnya.

Mudah bukan nge-Vlog itu..? Video blogging juga masih dapat disebut sebagai bentuk lain dari televisi internet. Video blogging biasanya ada juga yang dilengkapi dengan keterangan teks atau gambar foto, serta untuk beberapa video blogging, menyantumkan metadata dan lain sebagainya.
Video blogging sendiri dapat dibuat dalam bentuk rekaman satu gambar atau rekaman yang dipotong ke beberapa bagian. Dengan perangkat lunak yang tersedia, seseorang dapat menyunting video yang mereka buat dan memadukannya dengan audio, serta menggabungkan beberapa rekaman ke dalam satu gambar, sehingga menjadi suatu rekaman video blogging yang padu. Sudah dijelaskan di atas bukan? Baca: TIPS: Cara Upload Video ke dalam YouTube dengan Kualitas HD

Berikut ini adalah gambar yang saya ambil dengan smartphone.


Notes:
Video blogging juga memanfaatkan keunggulan dari web syndication, ia dapat mendistribusikan dirinya di internet dengan menggunakan format penyesuaian (sindikasi), baik dengan RSS maupun Atom, untuk pemutaran ulang dan agregasi otomatis pada perangkat mobile dan Personal Computer.


Kamu tertarik dengan dunia BROADCAST TV, FILMMAKING, CONTENT CREATORS, MULTIMEDIA, dari kami?
Klik Subscribe untuk update !