Ketika kamu membuat
new project atau
new sequence di software editing, ada satu parameter yang harus ditentukan, yaitu
Field Dominance. Begitu pun ketika menggunakan
software konverter. (Di
software editing, kamu bisa melihatnya dengan meng-klik-kanan
sequence, lalu pilih
settings)
|
field dominance setting |
Pentingkah pengaturan ini? Penting banget! (terutama bagi kamu yang mengerjakan program-program TV).
Field Dominance ini akan berpengaruh pada cara monitor menampilkan video.
Coba perhatikan gambar berikut!
Kamu lihat gambar yang bergetar? Itulah yang terjadi kalau kamu salah memilih
Field Dominance.
Field Dominance ini merujuk pada dua cara monitor menampilkan video, yaitu
interlace dan
progressive.
Banyak sekali yang tidak paham soal ini. Akibatnya banyak tayangan (TV) yang bergetar, gerakan objek tidak mulus, seakan berbayang. Ada juga yang sok tahu..
“ah gue mah selalu setting progressive, karena progressive lebih bagus”. Tidak sesimpel itu Guys! Karena
interlaced dan
progressive bukan soal selera. Tapi ada latar belakang teknis di belakangnya.
Perlu diingat ada dua standar format Full HD: 1080i dan 1080p. Huruf i dan p di sana pun mewakili dua mode itu,
interlaced atau
progressive. Karena itu, di artikel ini kita coba gali lebih dalam.
Kembali Ke Frame Rate
Untuk memahami dari mana munculnya
interlaced dan
progressive, kamu harus mengerti dulu seluk beluk frame rate.
Frame rate adalah banyaknya gambar yang diputar dalam satu detik. Biasanya diukur dalam
fps (frame per second). Teori ini sering disebut ilusi gambar bergerak, gambar berganti setiap sepersekian detik sehingga otak manusia mempersepsikannya sebagai gambar bergerak, bukan sebagai deretan foto. Maka aturannya sederhana, semakin tinggi
frame rate, semakin realistis gerakan objek dalam video atau
real time.
|
frame rate horse |
Sebagai sebagai gambaran logika seperti ini, bila terdapat gambar tertulis angka 16 fps, itu artinya dalam 1 detik terdapat 16 gambar. Gambar itu sudah cukup untuk menipu otak, sehingga kita mempersepsikan gerakan (
perception of motion). Maka pada saat itu digunakanlah standar 24 fps, walau pun sekarang juga masih digunakan. Tapi ada masalah yang muncul ketika itu, yaitu gambar
flicker.
Flicker itu seperti gambar di bawah ini. Seperti cahaya berkedip-kedip namun kanan kiri terdapat bayangan hitam seperti membentuk
shadow dan terus berkedip-kedip.
|
flicker
|
Logikanya sederhana..
Proyektor menyinari film (seluloid) untuk menampilkan gambar ke layar. Yang mungkin kamu gak sadar adalah.. sebetulnya cahaya dari proyektor itu tidak terus menerus menyinari film. Tapi ada jeda di mana cahaya itu di-blokir ketika
frame diganti. Itu diperlukan supaya pergantian
frame tidak terlihat ‘
ngeblur’. Itulah yang menimbulkan
flicker. Karena cahayanya ‘putus-putus’.
Maka Thomas Edison sebagai penemu mekanik proyektor film ketika itu membuat perhitungan bahwa
frame rate harus lah 46 fps atau lebih supaya
flicker ini tidak terlihat. Masalahnya, saat itu berarti membutuhkan gambar atau film-
strip yang lebih banyak. Ujung-ujungnya balik lagi ke biaya. Biayanya mahal. Tapi ada yang berfikiran jenius! Tidak perlu menambah frame. Cukup menjalankannya dua atau tiga kali setiap
frame.
Artinya.. kalau menggunakan
shutter blade ganda (perhatikan animasi di bawah), maka 24 fps akan tampak seperti 48 fps dan
flicker tidak akan terlihat. Simpel bukan!?
|
simplex-e-7-single-shutter-animation-second |
Lalu Bagaimana Dengan Broadcast TV?
Televisi pun sama, harus memutar frame
rate yang cukup agar
flicker tidak terlihat.
Flicker di TV terjadi karena monitor pun harus me-
refresh setiap gambar di layar (diukur dalam
refresh rate). Dari sinilah muncul teknik
interlaced dalam TV.
Apa Itu Interlaced?
Supaya lebih paham, kita harus kembali ke jaman TV tabung (CRT). Gambar yang terbentuk di TV tabung dijalankan dengan cara menembakkan elektron ke layar. Ketika elektron itu menyentuh layar, maka sebuah titik di layar akan bercahaya (dalam LCD disebut piksel). Si penembak elektron (sinar katoda) itu harus menyusun setiap titik di layar sampai penuh dari kiri ke kanan di setiap barisnya sampai penuh. Dan itu harus dilakukan setiap frame. Proses ini disebut
scanning.
Dalam standar PAL (
Phase Alternating Lines), dia harus menyelesaikan 625 baris setiap frame.
Masalahnya.. proses ini dibatasi oleh
bandwidth (lebar pita frekuensi), di mana gambar ditransmisikan melalui gelombang radio (UHF) yang pada akhirnya mengendalikan arus listrik di dalam TV. Akibatnya proses
scanning pun terbatas. Frame
rate tidak bisa terlalu tinggi karena bandwidth membatasinya. Sementara itu dia harus menghindari flicker. (Ingat hukum Thomas Edison bahwa
flicker bisa dihindari kalau frame
rate di atas 46 fps).
Maka ditemukanlah teknik
interlaced. Yaitu membagi frame menjadi dua baris: baris ganjil dan baris genap. Pertama, si penembak elektron akan menyelesaikan baris 1, 3, 5, dst sampai baris ganjil terbawah. Kemudian dia kembali ke atas untuk mengisi baris 2, 4, 6, dst sampai baris genap terbawah.
Dengan teknik ini, seolah-olah frame
rate jadi dua kalinya (karena di jalankan dua tahap) dan
flicker tidak tampak lagi. Karena itu 25 fps dalam mode
interlaced disebut 50i, karena 2 x 25 fps (i=
interlaced).
Dampak Interlaced Terhadap Monitor Digital
Dari uraian di atas harusnya kamu sudah paham bahwa
interlaced hanya berlaku di TV. Karena kendala
bandwitdh dan
flicker tadi. Makanya mode
interlaced ini tidak akan berjalan normal kalau diputar di monitor komputer. Karena monitor komputer (dan layar-layar digital lainnya) bekerja secara
progressive. Dia tidak mengenal interlace.
Progressive membentuk gambar dengan cara normal, yaitu menyusunnya secara berurut. Karena itu.. kalau kamu memutar video ber-
interlaced di monitor komputer, maka akan tampak bergaris.
Sekarang kamu bisa menjawab: Mana yang lebih bagus kualitasnya, interlaced dan progressive?
Jawabannya adalah tergantung kamu mau menayangkannya di mana. Kalau di monitor komputer, HP, internet, LED (dengan mencolok
flashdisk) kamu harus pilih
progressive. Tapi kalau video itu harus kamu kirim ke stasiun televisi untuk dibroadcast, pilihlah
interlaced.
Persoalan ini harus dipahami karena masih banyak yang salah kaprah. Orang TV yang tidak paham teknis menganggap bahwa
interlaced itu jelek karena tampak berbayang (bergaris). Kalau dia melihatnya di layar komputer, ya iya pasti bergaris. Video itu kan untuk TV, maka lihatlah hasilnya di monitor TV.
Upper dan Lower Dalam Software Editing
Dalam
software editing, kalau kamu memperhatikan
sequence setting, kamu disuruh menentukan
Field Dominance. Yang terdiri dari tiga pilihan:
- Upper
- Lower
- None
Kalau kamu memilih
upper atau
lower, itu artinya video yang dihasilkan akan ada dalam mode
interlaced. Sedangkan
none artinya
progressive.
Upper tidak lain adalah baris ganjil. Sedangkan
lower adalah baris genap.
|
fcp field dominance |
Apa maksudnya
field dominance? Dan mana yang harus dipilih antara
upper dan
lower? (yang gak mau pusing sebaiknya lewat bagian ini)
Sebenarnya dalam mode
interlaced tidak dikenal istilah frame. Yang ada adalah
field. Field yang dimaksud baris ganjil dan baris genap, atau upper dan lower. Jangan salah paham.. kedua field ini tidak dihasilkan dengan memecah satu gambar yang sama jadi dua! Tapi dihasilkan dari dua gambar yang berbeda.
Field upper diambil dari gambar yang satu tapi diambil baris genapnya, sedangkan
field lower diambil dari gambar berikutnya, tapi diambil baris ganjilnya. Ilustrasinya seperti ini..
|
Field dominance |
Ilustrasi di atas mungkin akan membuat pertanyaan: gambarnya jadi aneh dong? Tidak! Karena ke dua
field ini tidak berjalan secara simultan. Tapi berjalan selang seling:
upper, lower, upper, lower, dst secara cepat. Sehingga akan tampak normal (kecuali di montior
progressive).
Yang menjadi masalah adalah
field satu itu
upper atau
lower. Kalau
field 1 adalah
upper, berarti
field 2 adalah
lower. Kalau field 1 adalah
lower, berarti field 2 adalah
upper. Inilah yang dimaksud
field dominance.
Kalau menggunakan source
progressive (misalnya dari DSLR atau Mirrorless), tidak jadi masalah memilih
upper atau
lower di
sequence setting. Yang sering menimbulkan masalah adalah yang source-nya sudah ber-
interlaced (misalnya hasil
capture dari miniDV atau DV Cam).
Field dominance di source dan sequence harus sama. Kalau tidak, gambar akan tampak bergetar atau berbayang.
(Kalau tidak percaya, coba tonton beberapa program TV di beberapa stasiun televisi! Masih banyak tayangan yang seperti ini. Heran.. kenapa lolos QC? )
Untuk kamu yang kerja di TV.. ini rumusnya! Semua format video yang memiliki mode
interlaced adalah
Upper, kecuali DV. Yap, DV PAL pasti selalu
lower. Selainnya adalah
Upper. Bahkan di
software converter MPEG Streamclip ada peringatannya.
|
mpeg streamclip field dominance |
Format-format Video yang Memiliki Interlaced
Ingat.. format video bukan sekedar menetukan file: mp4, mov, avi, dan sejenisnya. Tapi yang dimaksud format video adalah karakteristik apa saja yang ada dalam video, seperti codec, frame rate, frame size, dll. Termasuk apakah video itu memiliki interlace atau tidak. (Bagi yang tidak paham format, sebaiknya baca dulu artikel Tentang Codec)
Mengetahui format yang benar penting ketika melakukan setting kamera,
setting project di
software editing, dan setting di
software converter. Cara mengetahui
interlaced dan
progressive dalam format video gampang! Kalau ada huruf ‘i’ itu artinya
interlaced. Sedangkan ‘p’ adalah
progressive. Seperti dalam format HD.. 1080i adalah
interlaced, sedangkan 1080p adalah
progressive.
|
Interlace progressive sestting |
|
pmw format |
Kamu harus tahu juga bahwa semua format yang ada dalam kategori MPEG-4 seperti h.264 adalah progressive. Sedangkan semua format yang ada dalam kategori MPEG-2 bisa interlaced bisa progressive. (kalau kamu belum paham MPEG-2 dan MPEG-4, baca lagi artikel Tentang Codec)
Foto, Gambar, dan Grafis Dalam Interlaced
Video progressive (tidak ber-interlaced), tidak akan menimbulkan masalah ketika digunakan dalam
sequence editing interlaced. Tapi gambar diam (foto, logo, grafis, dll) lain cerita. Hati-hati! Gambar itu kemungkinan akan tampak bergetar atau
flicker kalau kamu menggerakkannya di
software editing.
(Ingat.. getaran ini tidak akan tampak di monitor komputer. Kamu harus melihatnya di TV)
Itu terjadi karena gambar hanya terdiri dari satu frame (dan sudah pasti
progressive). Software editing tidak terlalu baik dalam ‘menggerakan’ gambar yang pada dasarnya diam. Karena dari frame ke frame, objeknya tidak berubah sama sekali (kecuali hanya posisinya saja ketika digerakkan oleh
keyframe). Sementara dalam mode
interlaced, field 1 dan field 2 saling bersusulan. Maka akan tampak seolah-olah gambar itu maju mundur (bergetar).
Ada beberapa teknik untuk menghindarinya:
- Kalau gambar itu Kamu buat di Photoshop, Illustrator, dan sejenisnya.. berikan filter De-Interlace sebelum digunakan di software editing.
- Atau Kamu juga bisa memberikan filter De-Interlace pada gambar itu di software editing.
- Kalau kamu mau menggerakkan gambar-gambar itu (termasuk teks) supaya halus, sebaiknya gerakkan di After Effects, setelah itu kamu bisa menggunakannya di software editing.
|
Filter De-Interlace di Photoshop |
|
Filter De-Interlace di FCP 7 |
Untuk Premiere, Kamu bisa memberikan
De-Interlace dengan cara meng-klik kanan klip yang ada di
timeline, lalu pilih Field Option dan pilih
Always Deinterlace.
|
De-Interlace di Premiere |
Kesimpulannya
Interlaced dan
Progressive bukanlah persoalan sepele. Terutama buat Kamu yang memproduksi tayangan untuk TV (TV Commercial, program TV, Videoklip, dll).
Catat selalu:
- TV selalu dibroadcast dalam mode intelace (setidaknya sebelum TV Digital resmi digunakan)
- Video ber-interlaced akan tampak bergaris di monitor komputer, tapi normal di TV
- Untuk selain tayang di TV, gunakan progressive
- Pastikan setting Upper dan Lower benar untuk sequence interlaced
- Foto, logo, grafis.. pastikan diberi filter De-Interlace sebelum digunakan di sequence interlaced
- Kalau artikel ini belum cukup menjelaskan.. kunjungi situs ini yang membedah seluk beluk interlaced.
Sebelum kami memposting ulang tulisan ini, kami menelaah sejauh mana tulisan dari www.rumaheditor.com ini ditulis. Sebelum itu kami mohon ijin berbagi tulisan ini kepada komunitas blogger kami, sebagai bentuk berbagi pengetahuan yang cukup penting. Terima kasih sebelumnya kami ucapkan. Salam