meta keyword --->

Wednesday 30 December 2015

COBA CINEMATIC WEDDING DEH...

A cinematic-style adalah sebuah konsep video dan foto wedding seperti serasa menonton sebuah film. Dengan kekuatan shot-shot yang dramatik dan dukungan unsur-unsur sinematik seperti kekuatan editing, tata suara dan lain-lain menjadi pembeda dari jenis dan gaya dokumentasi pada umumnya. MAHAPATIH 8 PRO secara khusus menghadirkan kekuatan emosi bagi Anda yang ingin mengabadikan MOMENT kehidupan bersama pasangan serasa menonton FILM. Dengan teknologi DIGITAL FILMMAKING dan CREW TERBAIK kami mencipta Anda & Pasangan UNTUK hari ini ESOK dan SELAMANYA.

Ayo abadikan momen Pernikahan Anda dengan bidikan kamera yang terjamin bagus, sama seperti layanan kami yang lainnya kecepatan dan ketepatan kami menjadi prioritas utama kami menangani Anda.

Foto dan Video kami melayani antara lain: Company Profile, Wedding (pernikahan), Prewedding, Clip Wedding Klik di sini, Annual Report, Buku Tahunan, Fashion & Styel, dan lain-lain.

Harga kompetitif bisa dibilang murah tapi kami bukan murahan. Info lengkap bisa kunjungi kantor kami
Mind 8 Production

KUNJUNGI KAMI DI
Mind 8 Production
Ruko Tran Depok Cyber Village No 26
Jl. Kebon Duren Kalimulya Depok
Jawa Barat
Tel. 021 2950 2660
WA 0878 8997 8001
www.mind8prodcution.com

Thursday 24 December 2015

AYO KURSUS LAGI ADA DISCOUNT LOH...


Adalah program khusus dari Mahapatih Indonesia untuk kamu yang mempunyai minat dan cita-cita di bidang BROADCAST TV, DIGITAL FILMMAKING, MULTIMEDIA, DAN DESIGN GRAFIS. Program ini memberikan beasiswa [biaya potongan] bagi peminat yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Mempunyai minat tinggi di bidang BROADCAST TV, DIGITAL FILMMAKING, MULTIMEDIA, DAN DESIGN GRAFIS dibuktikan dengan REGISTRASI ONLINE

Program DISCOUNT AKHIR TAHUN ini memberikan beasiswa [biaya potongan] sebesar 30% (tiga puluh persen) untuk mengikuti semua KURUSUS di MIND 8 Couse kepada mereka yang memenuhi kriteria di atas.




Info Lanjut : 
KUNJUNGI KAMI DI 
Studio Mind 8 Production
Ruko Tran Depok Cyber Village No 26
Jl. Kebon Duren Kalimulya Depok
Jawa Barat
Tel. 021 2950 2660
WA 0813 1842 4488

Sunday 29 November 2015

TIPS - Menegnali Gaya Wedding Video


Ada banyak jenis cara menuturkan sebuah cerita pernikahan. Beberpa sudah berkembang dan banyak jenis gaya dalam menuturkan sebuah cerita pernikahan ke dalam video, dan yang akan penulis jelaskan sekali lagi ini bukan gaya yang sudah paten. Ini hanya sebuah jenis yang hari ini telah berkembang sangat pesat. Percayalah seorang beginner akan banyak belajar dari beberapa refensi yang ia baca, lalu kemudian akan mengembangkannya sendiri dengan kreatifitas dan penyesuaian biaya yang akan ditarifkan. Gaya-gaya atau styles itu antara lain:

1. Documentary: documentary-style Gaya ini langsung mengarah ke kejadian kegiatan wedding, dengan tipikal langsung menunjukan rekaman dari aksi nyata dengan cara mengurutkan cerita dari satu aksi ke aksi berikutnya. Pada momen-momen tertentu seperti seremonial upacara dan seremonial ijab qobul (sumpah janji) tidak mungkin untuk dipotong atau diedit. Beberapa bahkan dalam mengemas gaya wedding dokumenter ini ada bebrapa bagian momen yang tidak diberi suguhan audio. Musik menjadi bagian pertunjukan yang nyata sebagai penunjang jurnalistik (nilai sejarah).

2. Cinematic: A cinematic-style Gaya ini lebih kuat dramitasisinya karena untuk membangun mood. Dramitisasi yang dibangun bisa menggunakan syut yang diambil, melalui editing, dengan pemberian efek-efek dan grafis-grafis penunjang lainnya. Penggunaan musik yang slow, sekuen romantis, potongan cepat, gaya vintage lengkap dengan efek-efeknya biasanya menjadi ciri khas gaya tersebut. Tema menjadi daya tarik dalam gaya ini karena bisa menjadi niali keuntungan bagi kamu sebagai eksekutor, namun perlu diingat dalam penggarapan harus lebih hati-hati.

3. Storytelling: Hampir serupa dengan documenter style menggunakan pendekatan yang cukup sederhana namun akan menggabungkan wawancara dan dialog (tidak harus direkam pada hari pernikahan itu sendiri) untuk membangun cerita itu sendiri.

4. Highlights: highlights video ini berdurasi sangat pendek dengan konten yang padat diambil dari momen-momen yang sudah disyut untuk kemudian diedit mengikuti ritme musik, dengan kata lain gaya ini hanya menyajikan highlight (cuplikan-cuplikan) dari beberapa peristiwa pernikahan yang dikemas berdasarkan keingingan pemesan.

5. Shoot only: Gaya ini klien adalah yang menentukan arah gerak kamera sesuai selera klien. Misalnya mereka ingin mengambil gambar wide angle, close up, pans, dan lain sebagaianya. Footage-footage tersebut yang menentuakn seluruhnya adalah klien pada saat dilapangan. Namun demikian jangan pula dibiarkan kilen kita untuk sesuka dia menyuruh ambil gambar ini itu, karena akan mengakibatkan mungkin beberapa momen penting yang hilang.

Kelima gaya yang penulis jelaskan hanya bagian kecil yang ada, namun Anda bisa memulai semua itu dengan kreatifitas yang tinggi dan mulailah BELAJAR dan BERLATIH.

oleh Mahapatih Anton
disarikan dari buku VIDEOGRAFI FOR WEDDING

Thursday 26 November 2015

Bidang Pekerjaan Broadcast Televisi

Istilah atau sebutan untuk broadcast televisi bukan sesuatu yang baru, sejak lama istilah tersebut sudah dikenal. Sebutan tersebut biasanya dipakai oleh mereka yang bekerja di bagian produksi program televisi, namun memegang bagian-bagian tersendiri sesuai dengan keahliannya. Pekerjaan menjadi seorang broadcaster (sebutan untuk mereka yang bekerja di bidang broadcasting) sangat mengasyikkan bahkan banyak tantangan yang setiap hari mereka temui. Lalu apa saja yang ada dalam bagian broadcast televisi, nah berikut adalah mereka-mereka yang berkecimpung di bidang tersebut :

Director (sutradara televisi)
Director atau sutradara bertugas memvisualkan bahasa naskah kedalam bahasa visual. Pencapaian bahasa visual itu bukan pada saat produksi saja, tetapi ia juga harus mampu memvisualkan hingga pascaproduksi / editing (post production).

Art Director
Adalah sebutan bagi Pengarah Seni Artistik dari sebuah produksi. Atau istilah lainnya adalah Kepala Divisi Artistik, bertanggung jawab atas penataan artistik serta segala hal yang berkaitan dengan apa yang akan tampil di depan layar. Ia akan bertanggung jawab terhadap keseluruhan art yang mendukung seperti property, aksesoris, kostum, make up dan wardrobe.

Videografer (Penata Kamera) – Camera Person 
Cameraman adalah orang yang bertugas mengambil seluruh kebutuhan gambar berdasarkan naskah (blue print) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa visual. Dalam karya visual fiksi dan non fiksi seorang cameraman bekerja berdasarkan perintah dari sutradara. Sedangkan dalam pembuatan berita ia bekerja selayaknya seorang jurnalis, yakni mengambil gambar berdasarkan kebutuhan naskah berita yang ia tulis.

Script Writer (Penulis Naskah) 
Penulis Naskah adalah broadcaster yang bertugas menulis naskah untuk kebutuhan suatu program televisi.

Editor 
Editor adalah orang yang bertanggung jawab pada saat paskaproduksi dengan melakukan editing atau proses penyuntingan gambar, hingga suatu program layak untuk ditayangkan atau disiarkan. Di Indonesia seorang editor dituntut untuk mampu membuat credit title, sub title dan beberapa efek grafis serta transisi video/gambar. Dalam pengertian lain seorang editor diibaratkan adalah sutradara kedua karena dianggap mampu memberikan sentuhan kreatif terakhir.

Bidang-bidang pekerjaan tersebut menjadi kebutuhan yang mutlak dalam dunia broadcast televisi. Mari kita coba hitung berapa banyak program televisi yang tayang hari ini setiap harinya. Katakan dalam satu hari televisi menayangkan program televisi seperti feature (program ringan) seperti jalan-jalan, kuliner, biografi orang ternama, dan lain-lain. Dalam produksi program tv tersbeut minimal kru yang diperlukan terdapat : Director (merangkap Produser), Camera person, Scriptwriter (merangkap reporter), art director, penata audio, dan editor. Bila dalam satu produksi tersebut terdapat 6 orang, jika stasiun televisi memiliki 6 program feature terdapat 36 orang yang masuk menjadi kru tersebut. Bagaimana jika ada 10 stasiun televisi maka memerlukan sekitar 360 orang yang cakap di bidang tersebut.


Pada kenyataannya satsiun televisi kita ini bukan hanya 10 tetapi lebih dari itu. Saya tidak perlu sebutkan tetapi data yang masuk dalam Asosiasi TV lokal saja hampir 500-an lebih, berapa banyak program yang mereka produksi tentu memerlukan orang-orang yang ahli dalam bidang tersebut. Maka sejak saat ini ayo gali potensi diri lebih maksimal dengan AYO KURSUSU KREATIF.

Wednesday 25 November 2015

TIPS - Memilih Monitor Untuk Video Editing

Pekerjaan menjadi seorang video atau film editor adalah pekerjaan yang sangat mengasikkan, selain menemukan banyak tantangan, editor sering disebut sebagai the second director [sutradara kedua] karena yang menentukan akhir dari sebuah kesamasan film dan program tv yang kita garap. Untuk menunjang pekerjaan tersebut harus memiliki prasyarat yang wajib dipenuhi, jika di tulisan berikutnya sudah saya jelaskan bagaimana memilih komputer editing maka pada kesempatan ini saya akan ulas secara spesifik memilih monitor editing yang baik. Istilah-istilah editing :

Real time : sistem pemrosesan data yang tidak boleh ditunda karena waktu sangat terbatas, karena jika terjadi penundaan pengolahan data akan mengakibatkan sesuatu yang fatal.
Kalibrasi : adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. 

Nah, jika Anda ingin membeli monitor baru ataupun meng-upgrade monitor lama dengan yang baru, maka berikut ini adalah tips dalam memilih dan membeli monitor komputer yang baik.

Harga monitor
Harga selalu menjadi pertimbangan menjadi pertama dalam membeli apapun, dan itu bisa dimaklumi. Harga monitor tergantung pada tipe/merk, ukuran dan fitur layar. Misalnya makin besar ukuran, fitur lebih lengkap, atau tipe LED yang lebih canggih dari LCD maka harganya juga lebih mahal. Jadi siapkan budget ekstra jika ingin mendapatkan monitor dengan spek lebih berkualitas.

Ukuran monitor
Meskipun ukuran monitor LCD dan LED berada pada rentang 15 inch – 32 inch, dan panel diukur secara diagonal. Ukuran minimum bagi editing adalah 21” dengan monitor twins (satu monitor untuk preview satu lainnya untuk timeline kerja), saran ini mutlak jika ingin menggeluti video editing yang baik dan menjaga kesehatan kita.

Resolusi monitor
Resolusi adalah ukuran piksel atau titik pada layar. Yang diperlukan media digital hari ini adalah FULL HDTV (Fulll High Definition Television) dengan resolusi 1920 x 1080. Resolusi tersebut hanya ditemui pada monitor berlayar besar minimal 21 inch.

Rasio kontras (contrast ratio) dan Aspect Ratio
Pengertian rasio kontras atau contrast ratio adalah perbedaan ukuran antara warna putih paling terang yang bisa dihasilkan monitor dengan warna hitam yang paling gelap. Rasio kontras yang sering ditemukan pada monitor LCD adalah 700:1. Kontras rasio yang lebih tinggi seperti 2000:1 sangat lebih baik untuk film atau pekerjaan yang membutuhkan penggunaan warna-warna yang sangat gelap, misalnya video editing.

Aspect Ratio (A/R) adalah perbandingan ukuran lebar dan tinggi. Beberapa format video menggunakan (A/R) berbeda-beda, untuk video adalah 4:3 dan untuk film bioskop 16:9. Aspek rasio yang berkembang di pasaran dan cukup dikenali adalah 4:3 dan 16:9. Karena semua telah merujuk kepada teknologi FULL HDTV maka yang tepat dalam memilih aspek rasio adalah 16:9 [wide screen]. Tidak hanya nyaman tetapi ini semata-mata agar semua yang kita kerjakan benar-benar real time.

Waktu respons (response time)
Waktu respons pada monitor LCD adalah pengukuran (dalam satuan milidetik / milliseconds) tentang seberapa cepat masing-masing piksel mampu merespon perubahan warna. Umumnya monitor dengan response time yang lebih lambat dari 16 ms dianggap jelek, karena akan terjadi blur manakala objek yang bergerak cepat melintas di layar, seperti pada film action. Monitor komputer keluaran baru umumnya memiliki response time minimal 8 ms, bahkan ada yang sampai 2 ms. Minimal waktu respon untuk monitor editing itu 5 ms.

Tingkat kecerahan
Monitor LCD dan (apalagi) monitor LED sekarang ini punya tingkat kecerahan yang sangat baik. Tingkat kecerahan dengan 250 nits adalah yang paling umum dan direkomendasikan untuk sebagian besar penggunaan. Bahakan beberapa vendor sudah mengeluarkan lebih dari itu.

Pilih koneksi DVI
Ada dua jenis koneksi yaitu D-Sub dan DVI.

Monitor CRT lama memiliki koneksi D-Sub basic yang menggunakan sinyal analog untuk keperluan transmit dari system computer. Monitor LCD ada juga yang memiliki koneksi D-Sub. Namun, monitor LCD baru menawarkan koneksi DVI (digital video interface) yang menggunakan sinyal digital untuk transmit dari PC ke monitor. Koneksi DVI lebih aman dari gangguan.

Monitor komputer yang bagus untuk keperluan editing dan grafis, disarankan menggunakan koneksi DVI, agar mendapatkan kualitas gambar yang lebih baik tanpa gangguan ataupun blur.

Meskipun ada beberapa monitor telah memilki fitur koneksi HDMI High-Definition Multimedia Interface adalah salah satu antarmuka (interface) peralatan audio/video digital tanpa kompresi yang didukung oleh industri. Hal ini memungkin keceptan dan ketepatan warna pada saat mengedit atau yang kita sebut real time.

Pertimbangan sudut pandang (viewing angle)
Monitor LCD punya keterbatasan dalam hal sudut pandang. Secara sederhana pengertian sudut pandang (viewing angel) disini adalah sudut yang memungkinkan Anda masih bisa melihat gambar sebelum gambar akhirnya menghilang atau menjadi gelap.

Jika monitor LCD Anda memiliki sudut pandang rendah (antara 120° – 130°) maka jika dilihat dari samping gambar di layar akan tidak jelas atau tidak terlihat.

Viewing angel dinyatakan dalam derajat horizontal dan vertical. Jika monitor Anda memiliki sudut pandang 160/130 berarti sudut pandang horizontal = 160°, dan sudut pandang vertical = 130°. Umumnya sudut pandang vertical tidak sepenting sudut pandang horizontal.

Untuk monitor LCD yang bagus, sudut pandang horizontal yang direkomendasikan adalah 160° atau lebih.

Selamat mencoba tips dan trik dari kami. Semoga bermanfaat 

Saturday 14 November 2015

AYO KURSUS KREATIF

Ekonomi kreatif dan gelombang MEA adalah menjadi pijakan utama untuk mengubah tatanan suatu konsep berfikir yang baik dan cermat dalam meletakkan dasar pondasi perubahan zaman. Seorang Alvin Toffler, penulis dan mantan editor majalah Fortune, pernah meramalkan tiga gelombang dalam peradaban manusia. Apa saja gelombang tersebut?

Gelombang pertama adalah era pertanian, disusul era industri, dan kemudian era informasi. Namun ternyata prediksi tidak berakhir di sini. Gelombang selanjutnya diramalkan menuju pada era kreatif.

Era kreatif ditandai dengan berkembangnya industri kreatif yang menggunakan ide dan keterampilan individu sebagai modal utama. Jadi, industri kreatif tak lagi sepenuhnya mengandalkan modal besar dan mesin produksi. Menurut John Howkins, dalam bukunya The Creative Economy, orang-orang yang memiliki ide akan lebih kuat dibandingkan orang-orang yang bekerja dengan mesin produksi, atau bahkan pemilik mesin itu sendiri. Menurut buku Pengembangan Industri Kreatif Indonesia 2025, definisi industri kreatif sering kali merujuk pada UK Department for Culture, Media, and Sport (DCMS) Task Force 1998, lembaga yang mengelola industri kreatif di Inggris.

Industri kreatif di Indonesia kemudian didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Dari definisi tersebut, pemerintah kemudian membagi industri kreatif ke dalam 14 subsektor, yakni:
1. Periklanan: jasa periklanan, termasuk produksi material iklan, kampanye relasi publik, dll.
2. Arsitektur: berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, dll.
3. Pasar barang seni: perdagangan barang-barang asli, unik, dan langka lewat galeri, lelang, dll.
4. Kerajinan: berkaitan dengan kreasi produk dari tenaga pengrajin yang tidak diproduksi massal.
5. Desain: terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, dll.
6. Fashion: terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan aksesori mode lainnya.
7. Video, film, dan fotografi: produksi video, film, dan jasa fotografi, termasuk proses distribusi.
8. Permainan interaktif: kreasi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, edukasi, dll.
9. Musik: kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi rekaman suara.
10. Seni pertunjukan: konten produksi pertunjukan, misal opera, musik teater, drama, tarian, dll.
11. Penerbitan dan percetakan: penulisan konten dan penerbitan buku, majalah, koran, jurnal, dll.
12. Layanan komputer dan piranti lunak: layanan komputer, olah data, piranti lunak, dll.
13. Televisi dan radio: kreasi konten acara, transmisi konten, station relay, dll. 
14. Riset dan pengembangan: penemuan dan penerapan ilmu dan teknologi.

Pembagian dan pendefinisian di atas menjadi sangat jelas tentang siapa saja yang paling banyak berperan dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) tentu adalah mereka yang berkecimpung dalam dunia audio visual. Dari 14 subsektor 7 di antaranya berhubungan langsung dengan penciptaan Seni Audio dan Visual.

Mempersiapakan diri menyambut wajah baru peradaban dunia baru hari ini adalah mempersiapkan diri secara matang dengan mengusasi keterampilan (soft skill) secara maksimal. Sebuah era di mana era munculnya para kreator (pekerja kreatif) yakni ditandai dengan berkembangnya industri kreatif yang menggunakan ide dan keterampilan individu sebagai modal utama. Kemampuan indvidu kemudian berkolaboratif menjadi karya kolektif (team work) semisal dalam penggarapan program acara televisi dan film paling tidak ada 6 unsur kreator yang bekerja antara lain:
1. Kreator sastra yang bertutur lewat bahasa.
2. Kreator teater yang bercerita lewat gerak tubuh (geasture) dan mimik.
3. Kreator seni rupa yang bertutur lewat lukisan dan tulisan-tulisan atau grafis.
4. Kreator seni suara yang bertutur lewat nyayian.
5. Kreator seni musik yang bertutur lewat alunan-alunan nyiur gitar, seruling, drum dan yang lainnya.
6. Kreator seni arsitektur yang diwujudkan lewat setting tempat yang sangat mendukung keindahan gambar.

Mereka secara individu menguasai keterampilan yang mahir sehingga menciptakan sebuah karya yang maha agung.

Pilihan lain adalah ketika Anda menjadi kreator single juga banyak peluang ekonomi, seperti misalnya Anda berminat menjadi designer grafis. Pekerjaan tersebut cukup hanya dikerjakan oleh kemampuan individu dengan hanya mengandalkan kreatifitas panca indera kita melalui penciptaan karya bisa menggunakan medium komputer atau medium manual.

Ahkirnya kami mengajak Anda sekalian untuk masuk ke rumah kreatif sebuah rumah besar yang akan menjadi gelombang besar perubahan di tahun-tahun mendatang. Mind8 Course menciptakan rumah kreatif untuk Anda yang ingin menjadi Broadcaster, Filmmakers, Designer grafphic dan Multimedia maker. AYO KURSUS KREATIF



REGISTRASI ONLINE 

Wednesday 28 October 2015

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN KURIKULUM SENI AUDIO VISUAL


NASKAH AKADEMIK
TENTANG PERAN SENI AUDIO VISUAL DALAM ERA MEDIA DIGITAL
OLEH 
ANTON MABRURI KN 
KETUM AGBI [ASOSIASI GURU BROADCAST INDONESIA]

BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Konfigurasi industri seni dalam seni audio visual kini makin mengarah kepada industri konten, berbasis kreatif dan independen, tidak semata merupakan sebuah industri korporasi. Era pemisahan antara platform radio, televisi, film, fotografi, animasi, desain komuniasi visual dan internet sudah selesai, karena kini semuanya menyatu dalam media digital. Ruang lingkup seni audio visual bersifat holistik: intuitif berdasarkan taste [cita rasa] konten, dan telah menjadi industri audio visual yang menjanjikan dalam perkembanagn ekonomi kreatif.

Seiring digitalisasi dan konvergensi media, pilihan platform untuk konten siaran makin banyak, bervariasi dan mudah, bisa dilakukan siapapun. Maraknya sosial media seperti Youtube dan juga streaming media, membuat setiap orang bisa secara mandiri menjadi broadcaster, filmmaker, clipper, animator, dan designer grafis. Siswa-siswi SMK/MAK telah banyak melakukan penciptaan konten dengan baik karena memang sekolah yang murni berbasis mencetak para ahli yang kompeten di bidang seni audio visual belumlah terakomodir dengan baik. Pemahaman atas media analog (radio dan TV) harus dipadu dengan media digital.

Mari menyongsong MEA dengan indutri kreatif. Menurut buku Pengembangan Industri Kreatif Indonesia 2025, definisi industri kreatif sering kali merujuk pada UK Department for Culture, Media, and Sport (DCMS) Task Force 1998, lembaga yang mengelola industri kreatif di Inggris. Departemen Perindustrian RI pun kemudian menggunakan definisi yang hampir serupa.

Industri kreatif di Indonesia kemudian didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Dari definisi tersebut, pemerintah kemudian membagi industri kreatif ke dalam 14 subsektor, yakni:
1. Periklanan: jasa periklanan, termasuk produksi material iklan, kampanye relasi publik, dll.
2. Arsitektur: berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, dll.
3. Pasar barang seni: perdagangan barang-barang asli, unik, dan langka lewat galeri, lelang, dll.
4. Kerajinan: berkaitan dengan kreasi produk dari tenaga pengrajin yang tidak diproduksi massal.
5. Desain: terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, dll.
6. Fashion: terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan aksesori mode lainnya.
7. Video, film, dan fotografi: produksi video, film, dan jasa fotografi, termasuk proses distribusi.
8. Permainan interaktif: kreasi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, edukasi, dll.
9. Musik: kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi rekaman suara.
10. Seni pertunjukan: konten produksi pertunjukan, misal opera, musik teater, drama, tarian, dll.
11. Penerbitan dan percetakan: penulisan konten dan penerbitan buku, majalah, koran, jurnal, dll.
12. Layanan komputer dan piranti lunak: layanan komputer, olah data, piranti lunak, dll.
13. Televisi dan radio: kreasi konten acara, transmisi konten, station relay, dll.
14. Riset dan pengembangan: penemuan dan penerapan ilmu dan teknologi.

Pembagian dan pendefinisian di atas menjadi sangat jelas tentang siapa saja yang paling banyak berperan dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) tentu adalah mereka yang berkecimpung dalam dunia audio visual. Dari 14 subsektor 7 di antaranya berhubungan langsung dengan penciptaan seni audio dan visual.

Kompetensi dan keahlian yang diperlukan tidak semata untuk menjadi operator atau asisten pelaksana pada proses produksi di perusahan media atau lembaga media audio visual, akan tetapi justru self production untuk ajang kampanye, kompetisi dan penjualan konten secara langsung. Hal ini tentu sesuai dengan tujuan awal SMK/MAK yakni menciptakan para wirausahawan muda sehingga mengubah tatanan bangsa yang konsumtif menjadi tatanan bangsa yang produktif.

Paket keahlian pun harus berdiri masing-masing hindari penyatuan, yang sering disalah artikan adalah antara radio dan televisi seperti yang sekarang terjadi di kurikulum 2013 Bidang  Keahlian:  Teknologi Informasi dan Komunikasi, Program  Keahlian:  Broadcasting, Paket Keahlian:  Pertelevisian Dan Radio. Sejatinya radio dan televisi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, radio tentu lebih mengandalkan audio sementara televisi mengandalkan audio visual. Proses pembuatan kontennya pun berbeda dari praproduksi – produksi – pasca produksi. Yang kedua SMK itu dibentuk dengan kemampuan yang sangat spesifik bukan general, jika SMK dibuat dengan kemampuan general apa bedanya antara SMK dengan D3 (Diploma) dan S1 (Strata). Jenjang D3 dan S1 Brodacast dipelajari utuh yakni broadcast tv dan broadcast radio, hal itu memungkinkan karena daya serap mereka (mahasiswa/mahasiswi) sudah cukup mampu dilihat dari tingkatan psikologi dan umur [lihat penjelasan SKKNI]. SMK tidaklah demikian, bayangkan mereka siswa-siswi SMK ini adalah lulusan SMP/SLTP/MTs/Sederajat yang baru saja beranjak dewasa sudah menerapkan belajar serba bisa dengan penyatuan dua atau tiga jurusan sekaligus. Pada kurikulum 2013 di sana memuat antara Broadcast Televisi dan Broadcast Radio disatukan. Penyatuan Kurikulum tersebut adalah kelemahan yang sangat fatal, jika tidak ingin dikatakan sebagai kecelakaan sejarah.

SMK Broadcast bukan SMK Broadcasting
Broadcasting secara harfiah adalah proses pengiriman sinyal/pesan ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 penjelasan tentang dunia broadcast terbagi menjadi 2 yakni siaran (broadcast: kamus bahasa inggris) dan penyiaran (broadcasting: kamus bahasa inggris) yang masing-masing memiliki definisi sendiri-sendiri.

Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.

Maka di dalam broadcast sendiri sebenarnya yang paling dominan dikaji adalah bagaimana membuat konten sebuah siaran mulai dari praproduksi-produksi-pascaproduksi program, jadi bukan hanya belajar secara teori saja namun di broadcast mempelajari praktik bagaimana membuat sebuah tayangan/konten yang menarik dan enak dilihat atau didengar, atau menurut teori ilmu komunikasi, bagaimana pesan yang disampaikan sampai kepada khalayak ramai/umum.

Telaah Kurikulum 2013
Telaah ini bisa menjadi tolok ukur betapa kurikulum 2013 ini penuh dengan intrik dan terkesan sangat terburu-buru. Dasar acuan yang nyaris mematikan satu potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini yakni “taste” (cita rasa) seni. Penjelasan tersebut bisa diLihat video Youtube penjelasan Anis Baswedan Kemendikbud. Dalam kutipan lain, kalimat di dalam kurikulum 2013 berbunyi demikian “Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning)”. Jika kita memaknai, bahwa kurikulum 2013 ini menggunakan pendekatan saintifik (ilmiah) padahal bukankah pendidikan di Indonesia ini terdiri dari SMA dan SMK yang kedunya memiliki dimensi dan orinetasi yang berbeda. Pendekatan saintifik bahkan telah lama diterapkan di dunia SMA, bagaimana mungkin anak-anak di SMK ini belajar dengan metode saintifik. Kita semua sudah tahu bahwa bangsa besar seperti Indonesia ini hanya perlu mengubah mindset masayarakat tentang arti pendidikan bagi keberlangsungan pendidikan itu sendiri.

Konon katanya kurikukulum 2013 ini bersumber pada salah satu buku yang berjudul 21st CENTURY SKILLS ditulis oleh Bernie Trilling and Charles Fadel konon Buku ini juga telah digunakan di beberapa negara sebagai basis pengembangan kurikulum di sekolah-sekolah. Yang cukup disayangkan para perumus kurikulum 2013 ini tidak membuat rumah besar yang bisa dimasukan oleh semua penghuni rumah sehingga impelentasi kurikulum ini menjadi rancu bahkan membuat seluruh penghuni rumah ini “mengamuk”. Hal lainnya adalah buku 21st CENTURY SKILLS yang menjadi acauan kurikulum 2013 ini tidak ditranslet kedalam bahasa Indonsia sehingga paling tidak guru bisa memabaca dan mengaplikasikannya dengan baik dengan metode yang ada dibuku tersebut. Rumah besar itu seperti metode yang akan diaplikasikan dengan gaya dan cara yang berbeda oleh orang-orang yang berbeda namun pesan yang disampaikan itu sampai dan tertuju.

Catatan akhir bahwa di buku 21st Century itu justru penulis menemukan persis apa yang disampaikan oleh Pak Anis Baswedan dengan kutiapnnya “Kita mengejar ketertinggalan dunia pendidikan kita tapi kita sebenarnya akan terus tertinggal oleh negara yang kita kejar”. Pola yang terkonsep dalam buku 21st CENTURY SKILLS justru lebih menggunakan pendekatan Artistic holistic tidak menggunakan saintifik. Metode saintifik di negara-negara maju justru mulai banyak ditinggalkan mereka beralih ke pendekatan Art, hal ini karena memang di banyak negara maju ini banyak peserta didik yang bersifat pragmatis dan sekeptis. Di Indonesia justru harus terus mengembangkan metode pendidikan seperti yang di kembangkan oleh Bapak Pendidikan modern yakni Ki Hajar Dewantara. Yakni dengan penyebutan Taman, Ki Hajar Dewantara memaparkan bahwa sejatinya pendidikan itu harus menyenangkan bak singgah di taman. Ketika datang ke taman, datang dengan senang hati, berada di dalamnya dengan senang hati, dan pulang dengan berat hati inilah sesungguhnya sekolah bagi anak-anak kita.

Berikut kutipan yang ada dalam buku 21st CENTURY SKILLS, kalau diterjamahkan dengan baik maka muncul uraian yang lebih baik dan dalam , maka sebaiknya oleh mereka para penyusun kurikulum 2013, ini intinya.

Scientists approach the world with questions: Why is the sky
blue? What is the smallest particle in the universe? What causes
cancer? How does burning fossil fuels affect the climate? They then
use a rigorous method to discover and verify answers to their
questions—the scientifi c experimental method.

Engineers and inventors on the other hand are motivated by
challenging problems: How can I make this airplane safer? How
can we store more data in a smaller space? How can we use the sun’s
energy to heat and power our homes? Engineers use a slightly different
method to design, build, and test solutions to their problems:
the engineering design method.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan bidang keahlian baru untuk SMK/MAK yaitu:
BIDANG  KEAHLIAN :  SENI AUDIO VISUAL
PROGRAM  KEAHLIAN :  PRODUKSI SENI AUDIO VISUAL
PAKET KEAHLIAN :
1. PRODUKSI PROGRAM RADIO
2. PRODUKSI PROGRAM TELEVISI
3. PRODUKSI FILM (SINEMATOGRAFI)
4. FOTOGRAFI
5. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV)
6. ANIMASI
7. MULTIMEDIA (JIKA MUNGKIN)

Bukan lagi berada pada rumpun bidang keahlian Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) seperti yang selama ini terjadi. Bisa saja Pemerintah dalam hal ini membuat SMK Broadcasting dan yang kemudian kurikulum diterapkan adalah bagaimana membuat sebuan transmiter dan receiver dengan daya satuannya.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan naskah akademik ini adalah mengembalikan fungsi sebenarnya produksi konten audio visual untuk dikembangkan lebih luas dalam ranah media digital yang mengikuti zaman, dalam dunia pendidikan menengah kejuruan. Serta memperkuat pondasi awal kebangkitan seni audio visual bangsa Indonesia yang masih tergolong minim dalam jumlah maupun dalam kwalitas.

C. Metode
Metode yang dipergunakan dalam menyusun naskah akademik ini adalah review literatur baik yang berupa textbook maupun hasil penelitian empirik. Literatur yang dikumpulkan dan dipergunakan dalam penyusunan naskah ini memiliki ruang teori yang beragam, baik isu maupun lokasinya sehingga mampu menjadi naskah akademik yang tidak semata bersifat lokal tetapi juga bisa bersifat lebih luas.

BAB II TELAAH AKADEMIK
A. Kajian Filosofis dan Kajian Teoritis
Secara filosofis para pakar dan filusuf seni mengungkapkan tentang keberaadan sebuah seni dalam kehiupan sehari-hari umat manusia. Dan berikut adalah beberpa pendefinisian mengenai seni:

1. Alexander Baum Garton
Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
2. Aristoteles
Seni adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.
3. Immanuel Kant
Seni adalah sebuah impian karena rumus rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.
4. Ki Hajar Dewantara
Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.
5. Leo Tolstoy
Seni adalah ungkapan perasaan pencipta yanng disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis.
6. Sudarmaji
Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.

Maka secara tidak langsung manifestasi pembentukan seni audio visual adalah sebuah gradasi antara ilmu komunikasi dan ilmu humaniora. Kenapa ilmu komunikasi mempengaruhi terbentuknya seni audio visual, secara tidak langsung menciptakan karya yang berbentuk audio dan audio visual tentu harus sampai kepada khalayak ramai (mass media). Selain itu pesan (content) yang disampaikan harus mendidik, menghibur, menginformasikan dan mengontrol civic social (sosial kemasyarakatan) atau alat kontrol masyarakat itu sendiri.

Selanjutnya pada kajian Humaniora. Humaniora, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Balai Pustaka: 1988), adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih berbudaya. Kategori yang tergolong dalam ilmu ini antara lain:
Teologi
Filsafat
Hukum
Sejarah
Filologi
Bahasa, Budaya & Linguistik (Kajian bahasa)
Kesusastraan
Kesenian
Psikologi

Terkait dengan itu semua bahwa tidak dapat dipungkiri seni audio visual adalah sebuah penciptaan seni yang meramu semua aspek kehidupan masyarakat untuk disampikan kepada masyarakat kembali sehingga bila disampaikan sesuai harapan dalam ilmu komunikasi akan memiliki dampak keberadaban masyarakat yang lebih baik.

Dalam seni audio visual terdapat penggabungan unsur/cabang seni yang lain, antara lain sebagai berikut :

1. Seni Rupa
Karya Seni ini dapat di nikmati dengan indra penglihatan ( visual ) dan perabaan. Seni rupa biasanya memanfaatkan unsur garis, bidang, warna, tektur, dan volume. Contoh hasil karya seni rupa adalah Lukisan, Kaligrafi, Poster, Reklame, Spanduk, Patung, Diaroma, Kursi, Meja, dan Seni kerajinan.
2. Seni Musik
Karya Seni Musik dapat di nikmati dengan indra pendengaran (audio) yang di bentuk dari unsur nada, dan, bunyi dalam alat musik, suara manusia ( vokal ), atau gabungan keduanya.
3. Seni Tari
Seni Tari adalah seni yang di wujudkan melalui gerak, ruang, waktu, irama, wirasa, wiraga, dan, susunan unsur gerak angota tubuh secara teratur menurut pola – pola tertentu sehingga menimbulkan gerakan yang indah dan mempesona. Karya seni ini dapat di nikmati dengan indra penglihatan dan indra pendengaran (audio visual)
4. Seni Teater
Seni Teater adalah seni yang memadukan unsur gerak dan kata. Biasanya dalam teater terdapat naskah, penokohan, latar/tempat, dan alat pengiring. Seni Teater dapat di nikmati dengan indra penglihatan dan pendengaran ( audio visual ). Contoh teater yang terkenal adalah teater Koma.
5. Seni Sastra
Seni Sastra adalah seni yang mengungkapkan pengalaman jiwa dan perasaan dalam bentuk bahasa, tulisan, dan kalimat yang mengandung nilai estis untuk mendapatkan kepuasan rohani. Bentuk karya sastra dapat berupa prosa (struktur bahasanya bebas), puisi (strutur bahasanya terikat/berirama), dan drama (struktur bahasanya disusun dalam bentuk lakon atau cerita)

Akan lebih ringkas seperti berikut ini, penulis ambil contoh Program Televisi format Drama dan Film tentu akan menghasilkan penggabungan seni yang maha dahsyat seperti terurai dalam ringkasan berikut ini :
1. Unsur seni sastra yang bertutur lewat bahasa.
2. Unsur seni teater yang bercerita lewat gerak tubuh (geasture) dan mimik.
3. Unsur seni rupa yang bertutur lewat lukisan dan tulisan-tulisan atau grafis.
4. Unsur seni suara yang bertutur lewat nyayian.
5. Unsur seni musik yang bertutur lewat alunan-alunan nyiur gitar, seruling, drum dan yang lainnya.
6. Serta unsur seni arsitektur yang diwujudkan lewat setting tempat yang sangat mendukung keindahan gambar.

B. Kajian Yuridis
1. UUD 45 dan Pancasila
Kebebasan mengeluarkan pendapat ada dalam pasal 28 UUD 1945 yaitu
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. Setiap warga negara perlu memahami hak dan kewajiban warga negara dalam mengemukakan pendapat.

1. Hak, Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berhak untuk :
a. mengeluarkan pikiran secara bebas
b. memperoleh perlindungan hukum

2. Kewajiban
Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berkewajiban dan bertanggung jawab untuk :
a. menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain
b. menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum
c. menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
d. menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum
e. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa

Dalam kemerdekaan terkandung dua makna yaitu kebebasan dan tanggung jawab. Karena itu kita harus menyeimbangkan antara kebebasan dan tanggung jawab.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, yaitu :
1. Pendapatnya harus disertai argumentasi yang kuat dan masuk akal, sehingga tidak sembarang pendapat.
2. Pendapat hendaknya mewakili kepentingan orang banyak, sehingga memberi manfaat bagi kehidupan bersama.
3. Pendapatnya dikemukakan dalam kerangka peraturan yang berlaku, sehingga tidak melanggar hukum.
4. Orang yang berpendapat sepatutnya terbuka terhadap tanggapan, sehingga tercipta komunikasi sosial yang baik.
5. Penyampaian pendapat hendaknya dilandasi oleh keinginan untuk mengembangkan nilai-nilai keadilan, demokrasi dan kesejahteraan.

Setiap warga negara bebas mengemukakan pendapat asal pendapat tersebut tidak bertentangan dengan falsafah negara Indonesia yakni Pancasila, UUD 1945 dan Tujuan Negara RI.

2. UU Pendidikan Nasional
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 38 ayat 2 dan pasal 51 ayat 1
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2006 tentang, Standar Nasional Pendidikan pasal 18 ayat dan pasal 36 ayat 2
3. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI)
4. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2006 tentang, Standar Kompetensi Kelulusan (SKL)

3. UU Perfilman Nomor 33 Tahun 2009 dan Nomor 8 Tahun 1992
Pengertian lebih lengkap dan mendalam tercantum jelas dalam pasal 1 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman di mana disebutkan bahwa yang dimaksud dengan film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandangdengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronika, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem mekanik, elektronik dan/atau lainnya. Sedangkan film maksudnya adalah film yang secara keseluruhan diproduksi oleh lembaga pemerintah atau swasta atau pengusaha film di Indonesia, atau yang merupakan hasil kerja sama dengan pengusaha film asing.

Sedangkan menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman (UU baru tentang perfilman) “Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan”. Pendefinisian UU Perfilman 2009 jauh lebih singkat, yang perlu digaris bawahi adalah film merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa. Pranata sendiri diambil dari kata “nata” (bahasa jawa) yang berarti menata artinya film mempunyai fungsi mempengaruhi orang, baik bersifat negatif ataupun positif bergantung dari pengalaman dan pengetahuan individu. Tetapi secara umum film adalah media komunikasi yang mampu mempengaruhi cara pandang individu yang kemudian akan membentuk karakter suatu bangsa. Nah, fungsi inilah yang ternyata sebagai pranata sosial, mempengaruhi tatanan sosial kemasyarakatan berbangsa dan bernegara. Sayangnya di Indonesia belum banyak film yang mampu memberi sumbangsih mendidik, film di negeri ini baru pada tatanan menghibur dan menginformasikan. Inilah tantangan Anda sebagai calon sineas muda, mampukah kita membuat film tidak hanya menghibur dan menginformasikan tetapi juga harus mendidik (menata bangsa - pranata sosial).

4. UU Penyiaran No. 32 tahun 2002
Sedangkan menurut UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 penjelasan tentang dunia broadcast terbagi menjadi 2 yakni siaran (broadcast: kamus bahasa inggris) dan penyiaran (broadcasting: kamus bahasa inggris) yang masing-masing memiliki definisi sendiri-sendiri.

Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.

C. Kajian Politis
Ekonomi kreatif dan gelombang MEA adalah menjadi pijakan utama untuk mengubah tatanan suatu konsep berfikir yang baik dan cermat dalam meletakkan dasar pondasi perubahan zaman. Seorang Alvin Toffler, penulis dan mantan editor majalah Fortune, pernah meramalkan tiga gelombang dalam peradaban manusia. Apa saja gelombang tersebut?

Gelombang pertama adalah era pertanian, disusul era industri, dan kemudian era informasi. Namun ternyata prediksi tidak berakhir di sini. Gelombang selanjutnya diramalkan menuju pada era kreatif.

Era kreatif ditandai dengan berkembangnya industri kreatif yang menggunakan ide dan keterampilan individu sebagai modal utama. Jadi, industri kreatif tak lagi sepenuhnya mengandalkan modal besar dan mesin produksi. Menurut John Howkins, dalam bukunya The Creative Economy, orang-orang yang memiliki ide akan lebih kuat dibandingkan orang-orang yang bekerja dengan mesin produksi, atau bahkan pemilik mesin itu sendiri. Menurut buku Pengembangan Industri Kreatif Indonesia 2025, definisi industri kreatif sering kali merujuk pada UK Department for Culture, Media, and Sport (DCMS) Task Force 1998, lembaga yang mengelola industri kreatif di Inggris. Departemen Perindustrian RI pun kemudian menggunakan definisi yang hampir serupa.

Industri kreatif di Indonesia kemudian didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Dari definisi tersebut, pemerintah kemudian membagi industri kreatif ke dalam 14 subsektor, yakni:
1. Periklanan: jasa periklanan, termasuk produksi material iklan, kampanye relasi publik, dll.
2. Arsitektur: berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, dll.
3. Pasar barang seni: perdagangan barang-barang asli, unik, dan langka lewat galeri, lelang, dll.
4. Kerajinan: berkaitan dengan kreasi produk dari tenaga pengrajin yang tidak diproduksi massal.
5. Desain: terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, dll.
6. Fashion: terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan aksesori mode lainnya.
7. Video, film, dan fotografi: produksi video, film, dan jasa fotografi, termasuk proses distribusi.
8. Permainan interaktif: kreasi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, edukasi, dll.
9. Musik: kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi rekaman suara.
10. Seni pertunjukan: konten produksi pertunjukan, misal opera, musik teater, drama, tarian, dll.
11. Penerbitan dan percetakan: penulisan konten dan penerbitan buku, majalah, koran, jurnal, dll.
12. Layanan komputer dan piranti lunak: layanan komputer, olah data, piranti lunak, dll.
13. Televisi dan radio: kreasi konten acara, transmisi konten, station relay, dll.
14. Riset dan pengembangan: penemuan dan penerapan ilmu dan teknologi.

Di Indonesia sendiri, industri kreatif mulai berkembang dan memperoleh perhatian. Menurut data Studi Pemetaan Industri Kreatif 2007 dari Departemen Perdagangan RI, peran industri kreatif pada ekonomi Indonesia cukup signifikan. Besar kontribusi industri kreatif pada PDB tahun 2002-2006 rata-rata sebesar 6,3 persen dan mampu menyerap 5,4 juta tenaga kerja.

Seperti dilansir juga oleh Republika Online (10/5), menurut Menteri Perindustrian RI, M.S. Hidayat, pertumbuhan sektor industri kreatif terus didorong dan berada pada kisaran angka 7 persen setiap tahun. Bahkan, M.S. Hidayat memperkirakan industri kreatif Indonesia akan mampu menyaingi Korea Selatan pada tahun 2019.

Masyarakat Ekonomi Asean ejawantah sesunggunya dari persaingan antar negara-negara ASEAN dalam berbagai bidang kehidupan. Tepat setelah tahun 2015 berakhir, Indonesia akan menyambut pelaksanaan pasar bebas Asia Tenggara atau biasa disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Indonesia tentu berharap meraup keuntungan dari pelaksanaan MEA ini. Pertama, implementasi MEA berpotensi menjadikan Indonesia sebagai pemasok energi dan bahan baku bagi industrilasasi di kawasan ASEAN karena manfaat yang diperoleh dari kekayaan sumber daya alam. Kedua, implementasi MEA memperluas pangsa pasar Indonesia ke level internasional. Pasar tunggal ASEAN ini membuka aliran barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dan terlatih. Ketiga, implementasi MEA akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN.

Tiongkok adalah contoh sempurna suatu negara di dunia ini yang tidak pernah lebay bicara soal Ekonomi Kreatif, namun produk mereka merajalela di seantero dunia. Mengapa? Karena masyarakat Tiongkok tahu benar bahwa pondasi utama ekonomi yang sebenarnya adalah terletak pada praktek nilai-nilai produktivitas itu sendiri dalam perilaku ekonomi sehari-hari. Coba cari, negara mana di jagat ini yang tidak didatangi produk buatan Tiongkok? Begitupun dimasa kini, negara mana di dunia ini yang tidak didatangi manusia Tiongkok? Nyaris semuanya!

Lalu pelajaran apa yang bisa kita petik dari 10 ciri-ciri kekuatan masyarakat berekonomi sukses diatas menyongsong MEA 2015 ini? Dari 10 negara ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Laos, Filipina, Thailand, Brunei dan Kamboja) hanya Indonesia lah yang bikin lembaga khusus untuk membidani Ekonomi Kreatif yaitu Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), yang sebelumnya ada dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Sudah saatnya kita segera membenahi praktek Ekonomi Kreatif dengan pulang ke konteks nilai-nilai produktivitas yang asli dalam aktivitas ekonomi masyarakat sehari-hari. Etos kerja dan berekonomi masyarakat Tiongkok termasuk juga para diasporanya di seantero dunia sudah membuktikan buah suksesnya hari-hari ini. Untuk kita yang sudah terlanjur meng-glorifikasi Ekonomi Kreatif sebagai kebijakan ekonomi nasional, apakah sebelumnya sudah mengkonfirmasi kekuatan pondasi produktivitas (disiplin, hemat, sabar, berinisiatif, cermat, efektif, efisien, guyub, konsisten, ulet dan resilien) benar-benar membudaya kuat di masyarakat?

BAB IV PENUTUP
Akhirnya rumah besar itu segera diciptakan untuk menampung gelombang besar yang selama ini tidak terdeteksi atau bahakan sudah tercium aromanya, namun belum yakin untuk menasbihkan diri menciptakan Rumah Seni Audio Visual dengan pondasi yang kuat. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan bidang keahlian baru untuk SMK/MAK yaitu:
BIDANG  KEAHLIAN :  SENI AUDIO VISUAL
PROGRAM  KEAHLIAN :  PRODUKSI SENI AUDIO VISUAL
PAKET KEAHLIAN :
1. PRODUKSI PROGRAM RADIO
2. PRODUKSI PROGRAM TELEVISI
3. PRODUKSI FILM (SINEMATOGRAFI)
4. FOTOGRAFI
5. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV)
6. ANIMASI
7. MULTIMEDIA (JIKA MUNGKIN)

Animasi, Multimedia, Broadcast, Desain Komunikasi Visual, Film dan Fotografi segera tercipta sekat jelas tidak seperti sekarang ini yang saling tumpang tindih. Atau kekeliruan Broadcast dan Broadcasting, bukan lagi berada pada rumpun bidang keahlian Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) seperti yang selama ini terjadi. Bisa saja Pemerintah dalam hal ini membuat SMK Broadcasting dan yang kemudian kurikulum diterapkan adalah bagaimana membuat sebuan transmiter dan receiver dengan daya satuannya.

Akhirnya sebagai penulis tidak ada hal yang mendasari apa pun, kecuali sebuah perbaikan dalam dunia pendidikan Indonesia yang berkemajuan dan bermartabat. Kekurangan dan kekhilafan tentu semata karena penulis, namun kebenaran dan kemutlakan itu sesuatu yang Hak datang dari Allah SWT.



:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
 DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Seni
https://id.wikipedia.org/wiki/Humaniora
http://theystory.blogspot.co.id/2012/05/pembagian-seni.html
https://www.selasar.com/ekonomi/menangkap-gelombang-ekonomi-kreatif-indonesia-di-era-mea
http://www.metrosiantar.com/2015/08/04/201588/mea-dan-dilema-ekonomi-kreatif-kita/
Mabruri, KN, Anton 2013. Manajemen Produksi Program Acara TV Format News & Sport
dan Nondrama. Jakarta: PT. Grasindo
Mabruri, KN, Anton 2013. Manajemen Produksi Program Acara TV Format Drama. Jakarta:
PT. Grasindo

Monday 19 October 2015

A MOMENT - SPESIALIS WEDDING CINEAMTIC


A MOMENT

Program video untuk momen wedding, ulang tahun, acara keluarga, seminar, dan lain-lain dengan berbagai jenis style yang berkembang di Indonesia. Dan sebagai ajang narsis bagi mereka yang telah melaksanakan acara tersebut.

Untuk Anda yang ingin mendokumentasikan wedding mulai dari pre wedding sampai wedding moment, Anda bisa hubungi kami. Kami adalah spesialis wedding cinematic.



Head OFFICE
MIND8 TV | MIND 8 Pro | MIND 8 Course
Ruko Tran Depok Cyber Village No. 26
Jl. Kalimulya Depok Jawa Barat (500M dari GDC - Grand Depok City/Kota Kembang)
Telpon 021 2950 2660 [Contact: 0813 8154 2604 | 0857 8158 8908 | 0813 1880 2882]
e mail : mind8prod@gmail.com
web : www.mind8production.com
Follow me @mindpro
Like FB Mind 8 corporation



Tuesday 29 September 2015

REVOLUSI TV, FILM DAN MEDIA DIGITAL SEGERA DIMULAI

Revolusi televisi, film dan media digital sudah dimulai. Jika dahulu kita menonton program acara televisi dengan cara menatap tajam di depan pesawat televisi, kini rasanya hal itu sudah tidak lagi dilakukan terutama di kota-kota besar. Jika dahulu kita harus menanti program tv favorit dan kita menunggu di depan pesawat tv, bahkan kita rela mengorbankan kepentingan kita hanya untuk menonton mata acara kesayangan kita. Jika dahulu kita hanya bisa memilih mata acara dari stasiun televisi yang hanya menayangkan jenis itu-itu saja terkadang hingga beribu episode belum juga tamat. Jika dahulu mata acara itu dihitung dengan rating tertinggi yang kemudian iklan pun mengganggu mata acara kesayangan kita sampai kita harus kesal dan mengumpat.

Maka hari ini kita semua tidak lagi menemui hal-hal di atas yang saya sebutkan tersebut, mengapa demikian? Televisi berkembang sedemikian rupa begitu juga jaringan internet telah memfasilitasi itu semua, maka hari ini kita tidak akan lagi sesulit seperti hal-hal di atas. Bahkan tersiksanya kita hanya untuk menunggu program acara televisi yang seolah-olah menjadi dewa yang harus kita sembah serta kita ikuti apa pun isi yang disampaikan. Hari ini kita juga dapat memilih untuk menghentikan sementara (pause), play, fast forward, atau rewind video. Pengguna juga dapat memilih untuk melewatkan (skip) adegan-adegan (scenes) tertentu.

Jenis Televisi apa itu?

Revolusi televisi, film dan media digital itu dimulai sejak ditemukannya Video-on-demand (disingkat VOD) pada tahun 1990an. VOD adalah sistem televisi interaktif yang memfasilitasi khalayak untuk mengontrol atau memilih sendiri pilihan program video dan klip yang ingin ditonton. Fungsi VOD seperti layaknya video rental, di mana pelanggan dapat memilih program atau tontonan ketika yang ingin ditayangkan. Pilihan program dapat berupa sederet judul film, serial TV, acara realitas, video streaming, dan program lainnya. tidak hanya menonton, khalayak pun dapat menyimpan serta mengunduh program sesuka kita. Untuk menontonnya khalayak dapat menggunakan set-top box dari video yang sudah diunduh, atau menggunakan komputer, ponsel, dan alat-alat komunikasi elektronik lainnya yang berkemampuan mengakses konten audio dan visual. Sebagian VOD memberikan pelayanan dengan sistem pembayaran per tayangan pay-per-view.

Salah satu hal yang ingin bisa dicapai dari industri komunikasi adalah memberikan kontrol yang penuh terhadap para penggunanya. Karena itulah konsep Video-On-Demand coba dikembangkan. Melalui konsep ini pengguna akan memiliki kebebasan penuh untuk memilih apa yang ingin ia lihat. Semuanya berjalan secara interaktif dan menggunakan tombol serta perintah yang sederhana. Bisa pause, rewind, fast forward, atau apapun yang kita inginkan. Melalui VOD juga akan terbuka peluang untuk menyimpan apa yang kita lihat. VOD menjanjikan kepuasan yang sifatnya lebih personal. Kepentingan pribadi satu orang lebih diutamakan dibandingkan kemauan orang banyak.

Jika konsep VOD tersebut diterapkan melalui televisi-televisi komunitas (lembaga, sekolah, kampus, dan lain-lain) maka akan ada ribuan konten mata acara televisi yang bisa kita nikmati sesuka hati melalui jaringan internet yang kita miliki. Sayangnya untuk memiliki kemampuan streaming VOD yang baik, Anda akan membutuhkan koneksi Internet dan juga bandwidth yang stabil. Oleh karena itu, Anda dapat menggunakan koneksi cable modem atau DSL (Digital Subscriber Line) ketika menggunakan layanan VOD.

Dari berbagai sumber
https://id.wikipedia.org/wiki/Video_on_demand
http://2010125-oka.blogspot.co.id/2012/06/vod-video-on-demand.html

OFFICE
Mind8 TV [Digital TV Komunitas]
Ruko Tran Depok Cyber Village No. 26
Jl. Kalimulya Depok Jawa Barat (500M dari GDC - Grand Depok City/Kota Kembang)
Telpon 021 2950 2660 [Contact: WA. 0878 8997 8001]
e mail : mind8prod@gmail.com
web : www.mind8production.com
Follow me @mindpro
Like FB Mind 8 corporation

Thursday 24 September 2015

Membuat Bisnis Video Wedding (Dokumentasi dll)

Sama seperti bisnis fotografi bisnis di bidang videografi tidak akan pernah usang ditelan jaman, asalkan kita juga terus menyesuaikan perkembangan yang terus melaju. Jaman dulu mungkin para pembuat video menggunakan jenis kamera yang bermedium kaset (lihat gambar) maka hari ini semua jenis kaset sudah tidak lagi menjadi tren dalam penggunaan bisnis viedografi. Selain kualitas yang kurang bagus juga terbilang mahal, berbeda dengan hari ini semua medium perekaman kamera video menggunakan teknologi digital yakni menggunakan memory card, internal hdd, external hdd, dan lain sebagainya.

Hal-hal yang perlu disiapkan pada saat akan membuka bisnis (memasuki industri) videografi khususnya wedding antara lain:

• Merencanakan segalanya (Planning is everything)
• Memanajmen hubungan klien (Managing client relations)
• Memasarkan produk kita (Marketing yourself)
• Mendengarkan semua keluhan (Keeping it all compliant)
• Merencanakan segalanya (Planning is everything)
• Merencanakan segala sesutu itu mutlak dan perlu perhitungan yang masak, namun juga jangan terlalu banyak merencanakan. Yang terpenting do it (lakukan). Dalam memulia bisnis video production adalah merancang bisnis plan (acuan bisnis).
Sebuah rencana bisnis dasar harus mengandung setidaknya unsur-unsur berikut:

• Penjelasan tentang bisnis Anda. Siapakah kamu? Layanan apa yang akan Anda tawarkan? Apa visi misi Anda?
• Analisis pasar. Siapa lagi menawarkan layanan serupa? Bagaimana Anda berbeda dengan yang lainnya? Apa permintaan pasar untuk jasa layanan Anda? Berapa banyak pasar yang dapat Anda tangkap?
• Rencana pemasaran. Metode apa yang akan Anda gunakan untuk menarik pelanggan?
• Rencana operasional. Bagaimana caranya Anda berhasil menyelesaikan pekerjaan?
• Rencana keuangan. Apakah biaya Anda, cash atau credit? Apakah ada investor atau menggunakan modal sendiri? Estimasikan berapa biaya sewa layanan Anda? Kira-kira sampai kapan antara biaya dan pendapatan memungkinkan Anda untuk mencapai titik impas (untung atau rugi)?
Banyak conto-contoh buku bisnis yang menjabarkan bagaimana memulai suatu usaha, dari semua itu yang terpenting adalah tekad dan niat yang kuat untuk memulai sesuatu. Mulailah dari hal yang terkecil setelah itu langkah besar pun akan tercapai.

Dalam buku ini akan sedikit dijelaskan perhitungan modal awal untuk belanja peralatan standar yang diperlukan dalam memulai bisinis video production tentunya dengan perhitungan minimum.


Dan yang terpenting adalah terus belajar dengan mengikuti workshop dan pelatihan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. 


Info workshop dan kursus:
Mind 8 Course
Ruko Tran Depok Cyber Village No. 26
Jl. Kalimulya Depok Jawa Barat (500M dari GDC - Grand Depok City/Kota Kembang)
Telpon 021 2950 2660 [Contact: 0813 8154 2604 | 0857 8158 8908 | 0813 1880 2882]
e mail : mind8prod@gmail.com
web : www.mind8production.com
Follow me @mindpro
Like FB Mind 8 corporation 


oleh : Anton Mabruri KN [penulis dan praktisi broadcast]

Monday 21 September 2015

MENGASAH OPTIMISME MASA DEPAN 2

Sehebat apa pun negeri ini tanpa di dasari oleh kekuatan zona anak mudanya, maka yang ada adalah penyia-nyiaan belaka. Berkarya tapi bisu, berkarya tapi tidak bicara, berkarya tapi jadi sampah, dan berkarya hanya sia-sia saja. Berapa banyak anak muda kreatif namun hany menjadi onggokan sampah masyarakat karena kita tidak memahami potensi diri yang kita miliki. Indikator pertama menganali potensi diri adalah bahwa kita menyadari setiap manusia dilahirkan bebas dan merdeka tidak terbelenggu sehingga kita mampu menjadi manusia kreatif. Manusia kreatif adalah mereka yang melebihi jaman dan melakukan lompatan jauh dari manusia kebiasaan.

Orang-orang yang berkecimpung di dunia kreatif, memeiliki daya tahan lebih untuk mengekslporasi dirinya menjadi lebih dari yang lainnya. Kita wajib tahu bidang-bidang kreatif itu apa saja, bidang-bidang kreatif itu antara lain:

1. Periklanan: jasa periklanan, termasuk produksi material iklan, kampanye relasi publik, dll.
2. Arsitektur: berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, dll.
3. Pasar barang seni: perdagangan barang-barang asli, unik, dan langka lewat galeri, lelang, dll.
4. Kerajinan: berkaitan dengan kreasi produk dari tenaga pengrajin yang tidak diproduksi massal.
5. Desain: terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, dll.
6. Fashion: terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan aksesori mode lainnya.
7. Video, film, dan fotografi: produksi video, film, dan jasa fotografi, termasuk proses distribusi.
8. Permainan interaktif: kreasi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, edukasi, dll.
9. Musik: kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi rekaman suara.
10. Seni pertunjukan: konten produksi pertunjukan, misal opera, musik teater, drama, tarian, dll.
11. Penerbitan dan percetakan: penulisan konten dan penerbitan buku, majalah, koran, jurnal, dll.
12. Layanan komputer dan piranti lunak: layanan komputer, olah data, piranti lunak, dll.
13. Televisi dan radio: kreasi konten acara, transmisi konten, station relay, dll.
14. Riset dan pengembangan: penemuan dan penerapan ilmu dan teknologi.

Kita tinggal pilih akan menjadi apa dan ingin menjadi apa? Yang mampu menjawab pertanyaan adalah kita sendiri bukan orang lain atau orang tua kita.
Sebaiknya kita memahami kemampuan [baca: keinginan] kita ini sejak sekarang bukan nanti atau besok, atau apa kata orang bahkan kata ramalan. Jangan sampai itu terjadi pada diri kita.

Aksyen 1
Memahami makna diri. Siapa kita akan kemana kita? Saya lahir dari orang tua dan nenek moyang yang memiliki bakat dibidang apa? Tentukan pilihan kemudian lakukan secepatnya.

Aksyen 2
Bila kata hatimu ingin menjadi Editor Film, jangan menunggu waktu. Lakukan dengan cara memasuki sekolah-sekolah kreatif yang sudah banyak bertebaran di Indonesia ini. Tentu kita harus memilih yang benar-benar kompeten dan resmi jangan memilih tempat berlatih dan belajar yang abal-abal.

Aksyen 3
Genggam dunia mu, bukan kamu di genggam dunia. Yang mampu menggenggam dunia adalah orang-orang yang memiliki skill [keahlian] tertentu. Jadi bekali hidupmu dengan keahlian yang kamu ingini.

Info:
Mind 8 Course
Ruko Tran Depok Cyber Village No. 26
Jl. Kalimulya Depok Jawa Barat (500M dari GDC - Grand Depok City/Kota Kembang)
Telpon 021 2950 2660 [Contact: 0813 8154 2604 | 0857 8158 8908 | 0813 1880 2882]
e mail : mind8prod@gmail.com
web : www.mind8production.com
Follow me @mindpro
Like FB Mind 8 corporation

Sunday 20 September 2015

MENGASAH OPTIMISME MASA DEPAN

Berdecak kagum pada suatu karya yang diciptakan oleh seseorang itu tidak cukup, untuk membuktikan diri yang paling hebat. Setiap kali karya-karya hebat lahir ke dunia ada dua pilihan yang kita lakukan. Pertama kita mengagumi dan yang kedua kita mengagumi lalu kita melakukan aksyen (action), dan kita ada pada golongan yang mana? Orang-orang yang hanya mengagumi sesunggunya sudah mulai menyadari diri bahwa karya tersebut memang layak untuk kita acungi jempol atau kita angkat topi. Dari sekian banyak penciptaan yang ada kita terkadang hanya mengkhayalkan saja, seandainya... seandainya... dan seterusnya. Hidup itu bukan sekadar untuk berandai-andai, yang wajib kita lakukan adalah aksyen (action) melakukan sesuatu yang realistis sesuai kemampuan kita.

Contoh :
Aksyen 1
Bermimpi menjadi seorang sutradara tentu juga bukan hanya sekadar berimajinasi di ruang kamar atau di ruang kelas, yang kudu kita lakukan adalah mencari jalan untuk menacapainya. Apakah kita belajar dan berlatih di sekolah film atau broadcast atau kita memilih tempat pelatihan singkat sambil terus berkarya yakni di tempat-tempak kursus film atau broadcast.

Aksyen 2
Ketika kita telah memasuki dunia realistis maka kita juga kudu banyak berlatih dengan mencipta karya yang sesuai dengan kemampuan kita. Banyak karya-karya sederhana lahir dan memenangi setiap ajang perlombaan. Kuncinya adalah keaslian suatu ide dan ketidak laziaman sebuah ide.

Aksyen 3
Seorang pejuang kemerdekaan memperjuangkan kemerdekaan bagi negerinya bukan tanpa senjata. Bagaimana mungkin memperjuangkan mengusir penjajah tanpa senjata, maka yang ada kita mati konyol. Begitu juga pada saat kita bercita-cita menjadi seorang sutrdara kita harus mempunyai peralatan tempur, minimal kamera atau laptop atau yang paling minim adalah buku harian untuk menuliskan semua ide dan konsep.

Aksyen 4
Datangi tempat-tempat festival film atau pameran dan workshop baik taraf lokal, nasional dan internasional. Ikuti dengan seksama jangan melihat harus menang pada saat kita mengikuti festival, tapi yang terpenting adalah karya kita menginspirasi banyak orang. Nah kalo sudah seperti itu maka kamu sudah bisa MENGASAH OPTIMISME MASA DEPAN MU.

Akhirnya kita perlu berlatih dan belajar untuk mengasah OPTIMISME MASA DEPAN.

Info:
Mind 8 Course
Ruko Tran Depok Cyber Village No. 26
Jl. Kalimulya Depok Jawa Barat (500M dari GDC - Grand Depok City/Kota Kembang)
Telpon 021 2950 2660 [Contact: 0813 8154 2604 | 0878 8572 3056 | 0815 14337380]
e mail : mind8prod@gmail.com
web : www.mind8production.com
Follow me @mindpro
Like FB Mind 8 corporation

Tuesday 30 June 2015

Telaah Kurikulum 2013 Untuk Jurusan Broadcast

Perdebatan Panjang 
Setelah disahkannya kurikulum 2013 saya adalah orang yang bisa dibilang paling sering menerima keluhan dari mereka para guru SMK Brodcast (P4TV) dan tidak sedikit pula yang memaki saya atas ketidak mengertian mereka (para guru) tentang spektrum kurikulum 2013 di jurusan broadcast. Mereka mengira saya yang menyusun kurikulum tersebut, karena memang tahun 2008 saya ikut terlibat dalam penyusunan dan penyempurnaan KTSP. Tepat di bulan Juli 2013 setalah saya baru saja menerima mandat dari teman-teman AGBI untuk menjadi Ketua Umum AGBI, berbagai keluhan datang dari wilayah mengenai kerancuan kurikulum 2013, padahal saat itu saya belum tahu bentuk spektrum yang ada. Seminggu kemudian saya temukan jawabannya, bahwa kurikulum 2013 untuk brodcast itu kacau balau. Bahkan si penyusun spektrum tersebut bisa dibilang tidak mengerti apa sebenarnya broadcast, di sana ada istilah-istilah yang menurut saya sebagai orang broadcaster pun tidak paham dengan istilah-istilah yang tertuang. Kemudian saya, pengurus AGBI, dan pembina AGBI saat itu berinisiatif membedah ulang spektrum kurikulum yang sudah di sahkan oleh pihak direktorat. Akhirnya pertemuan internal AGBI terealisasi pada bulan agustus 2013, kami berkumpul di kantor pusat AGBI, selain juga mencari tahu siapa penyusun kurikulum broadcast tersebut. Baca sejarah singkat SMK Broadcast.

Titik awal kami telah menemukan siapa penyusun kurikulum tersebut, namun saya tidak begitu yakin personal SMK tersebut yang menyusun. Berbulan lamanya kami sesama anggota AGBI saling mencurigai bahkan saling menyalahkan. Bulan November 2014 melalui RAKORNAS AGBI di Semarang menjadi tonggak awal saya mendengarkan keluh kesah teman-teman SMK Broadcast se-Indonesia, akhirnya kami membedah dan menyamakan persepsi tentang istilah-sitilah yang terdapat di kurikulum 2013. kurikulum versi AGBI. RAKORNAS AGBI tersebut menghasilkan rumusan spektrum untuk acauan awal menanggapi kekeliruan yang selama ini terjadi. Di dalam RAKORNAS tersebut kami belum mendapati siapa sebenarnya yang menyusun spektrum kurikulum tersebut. Hingga detik itu saya terus mencari tahu siapa di balik penyusun spektrum tersebut.

Persinggahan PPPPTK SB YOGYAKARTA
Kehadiran kami bertiga (Saya, Ary Agung W, dan Ninik L) di gedung PPPPTK seolah menjadi titik terang siapa sebenarnya penyusun spektrum kurikulum tersebut. Acara implentasi kurikulum broadcast saat itu menjadi aksi protes kami akan kekeliruan yang selama ini terjadi. Pihak fasilitator memahami itu, dan kami sebenarnya menolak untuk menelaah kurikulum tersebut karena memang spektrum yang tersusun itu kacau balau. Berhari-hari kami menelaah kurikulum tersebut, berhari itu pula saya dan teman-teman justru makin absurd tak memahami apa yang diinginkan oleh kurikulum tersebut. Kami akhirnya menyampaikan keberatan lewat diskusi-diskusi yang kami lakukan bersama pihak fasilitator PPPPTK SB JOGJA.

Melalui diskusi dan pendekatan dengan beberapa orang penting di sana akhirnya kami mengetahui siapa penyusun spektrum kurikulum 2013 jurusan broadcast. Diibaratkan jurusan Broadcast bak bola panas yang dilempar dari Jakarta ke Bandung kemudian ke Malang dan berakhir di Yogyakarta. Di tempat terakhir itulah spektrum tersebut dianggap final, di tempat itu pula broadcast radio dan broadcast televisi dilebur menjadi satu atas dasar dan literasi apa, ko ya bisa SMK mempelajari dua ilmu broadcast sekaligus, penjelasan ini sudah saya jelaskan sebelumnya SMK Broadcast bukan SMK Broadcasting (Salah Kaprah Kurikulum 2013). Sehingga tersusun spektrum seperti ini :

Kelompok C (Peminatan)
C.1 Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika 2 2 2 2 - -
11 Pemrograman Dasar 2 2 2 2 - -
12 Sistem Komputer 2 2 2 2 - -
C.2 Dasar Program  Keahlian
13 Pengetahuan Broadcasting 3 3 - - - -
14 Pengetahuan Listrik, Elektronika dan Digital 6 6 - - - -
15 Teknologi Penyiaran 6 6 - - - -
16 Simulasi Digital 3 3 - - - -
C.3 Paket Keahlian
Pertelevisian dan Radio
3.1 Perekaman - - 4 4 4 4
3.2 Editing - - 4 4 4 4
3.3 Skenario - - 4 4 4 4
3.4 Produksi Acara - - 6 6 12 12

Ini kekeliruan terbesar dan kalau boleh saya bilang ini adalah kecelakaan sejarah, loh ko bisa? mari kita telaah bersama. Pertama si penyusun tidak pernah menelaah di dalam undang-undang penyiaran No. 32 Tahun 2002, padahal sangat gamblang di dalam undang-undang tersebut dijelaskan perbedaan BROADCAST dan BROADCASTING. Broadcast adalah siaran. Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.

Jadi yang sesunggunnya dipelajari dalam broadcast adalah bagaimana membuat konten, berbicara konten tentu berbicara seni berbicara seni tentu berbicara “taste” (cita rasa) berbicara taste tentu bicara hati.

Kemudian BRAOADCASTING adalah penyiaran. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.

Di dalam penyiaran kita bicara teknik ketika bicara teknik tentu bicara matematika bicara matematika tentu biacara logika bicara logika tentu bicara otak.

Mari simpulkan sendiri brodcast itu ada diranah mana? Sudah tepatkah seorang seniman belajar Pengetahuan Listrik, Elektronika dan Digital dan Teknologi Penyiaran hingga 12 jam? Saya kira penyusun spektrum ini absurd berdiri di dua kaki, yang ia sendiri tidak tahu pijakannya dari mana.

Di atas juga ada materi perekaman. Mari kita analogikan, apa yang kita pahami pada saat kita mendengar kata rekaman. Kata-kata ini lebih tepat digunakan untuk media audio atau radio. Padahal di spektrum tersebut digunakan untuk televisi yang jelas menggunakan media audio visual. Televisi dan Radio jelas media yang berbeda tidak bisa disamaratakan, sebutan profesi mereka pun berbeda jauh. Teknik produksinya pun berbeda, ko ya bisa disamakan dan dibuat sama.

Telaah Kurikulum 2013
Telaah ini bisa menjadi tolok ukur betapa kurikulum 2013 ini penuh dengan intrik dan terkesan sangat terburu-buru. Dasar acuan yang nyaris mematikan satu potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini yakni “taste” (cita rasa) seni. Lihat video penjelasan Anis Baswedan Kemendikbud. Dalam kutipan kalimat di dalam kurikulum 2013 berbunyi demikian “Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning)”. Saya memaknai bahwa kurikulum 2013 ini menggunakan pendekatan saintifik (ilmiah) padahal bukankah pendidikan di Indonesia ini terdiri dari SMA dan SMK yang kedunya memiliki dimensi dan orinetasi yang brebeda. Pendekatan saintifik bahkan telah lama diterapkan di dunia SMA, bagaimana mungkin anak-anak di SMK ini belajar dengan metode saintifik. Kita semua sudah tahu bahwa bangsa besar seperti Indonesia ini hanya perlu mengubah mindset masayarakat tentang arti pendidikan bagi keberlangsungan pendidikan itu sendiri.

Konon katanya kurikukulum 2013 ini bersumber pada salah satu buku yang berjudul 21st CENTURY SKILLS ditulis oleh Bernie Trilling and Charles Fadel konon Buku ini juga telah digunakan di beberapa negara sebagai basis pengembangan kurikulum di sekolah-sekolah. Yang cukup disayangkan para perumus kurikulum 2013 ini tidak membuat rumah besar yang bisa dimasukan oleh semua penghuni rumah sehingga impelentasi kurikulum ini menjadi rancu bahkan membuat seluruh penghuni rumah ini mengamuk. Hal lainnya adalah buku yang menjadi acauan kurikulum 2013 ini tidak ditranslet kedalam bahasa Indonsia sehingga paling tidak guru bisa memabaca dan mengaplikasikannya dengan baik dengan metode yang ada dibuku tersebut. Rumah besar itu seperti metode yang akan diaplikasikan dengan gaya dan cara yang berbeda oleh orang-orang yang berbeda namun pesan yang disampaikan itu sampai dan tertuju.

Catatan akhir bahwa di buku 21st Century itu justru saya menemukan persis apa yang disampaikan oleh Pak Anis Baswedan. Kita mengejar ketertinggalan dunia pendidikan kita tapi kita sebenarnya akan terus tertinggal. Pola yang terkonsep dalam buku 21st CENTURY SKILLS justru lebih menggunakan pendekatan Art tidak menggunakan saintifik. Metode saintifik di negara-negara maju justru mulai banyak ditinggalkan mereka beralih ke pendekatan Art, hal ini karena memang di banyak negara maju ini banyak peserta didik yang bersifat pragmatis dan sekeptis. Di Indonesia justru harus terus mengembangkan metode pendidikan seperti yang di kembangkan oleh Bapak Pendidikan modern yakni Ki Hajar Dewantara. Yakni dengan penyebutan Taman, Ki Hajar Dewantara memaparkan bahwa sejatinya pendidikan itu harus menyenangkan bak singgah di taman. Ketika datang ke taman, datang dengan senang hati, berada di dalamnya dengan senang hati, dan pulang dengan berat hati inilah sesungguhnya sekolah bagi anak-anak kita.

Berikut kutipan yang ada dalam buku 21st CENTURY SKILLS, kalau diterjamahkan dengan baik maka muncul uraian yang lebih baik dan dalam , maka sebaiknya oleh mereka para penyusun kurikulum 2013, ini intinya.

Scientists approach the world with questions: Why is the sky
blue? What is the smallest particle in the universe? What causes
cancer? How does burning fossil fuels affect the climate? They then
use a rigorous method to discover and verify answers to their
questions—the scientifi c experimental method.

Engineers and inventors on the other hand are motivated by
challenging problems: How can I make this airplane safer? How
can we store more data in a smaller space? How can we use the sun’s
energy to heat and power our homes? Engineers use a slightly different
method to design, build, and test solutions to their problems:
the engineering design method.

Betapa persoalan kurikulum di dunia pendidikan kita ini awut-awutan luar bisa, saya berharapa pemerintah bisa mengambil langkah bijak untuk mereduksi syukur-syukur bisa mengatasi persolan secara tuntas. Gambaran kurikulum broadcast yang saya jelsakan menunjukan bahwa stakeholder banyak yang tidak mengerti masing-masing bidang kompetensi yang ada di dalam dunia pendidikan kita.

Salam
Anton Mabruri KN
Ketua Umum AGBI 

Kamu tertarik dengan dunia BROADCAST TV, FILMMAKING, CONTENT CREATORS, MULTIMEDIA, dari kami?
Klik Subscribe untuk update !