meta keyword --->

Wednesday 12 December 2012

Tips Membuat Film dengan Kamera HP [2]

2. Memahami dan mengandung unsur sinematografi 

Tips selanjutnya membuat film dengan kamera HP adalah Memahami dan mengandung unsur cinematography. Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman (UU baru tentang perfilman) “Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan”.

Dari pendifinisian tersebut terdapat 3 hal utama yang harus dikuasai oleh seorang filmmaker, perlu diingat membuat film berbeda dengan membuat News atau Dokumenter. Dalam film kaidah sinematografi harus benar-benar dipelajari dan dimengerti bukan asal shot asal ada visual asal ada suara, bukan.. bukan itu Anda harus mengerti tentang unsur sinematik yakni Mise en Scene.

Mise-en-scene [baca: mis ong sen] adalah segala hal yang terletak di depan kamera yang akan diambil gambarnya dalam sebuah produksi film atau karya visual. Mise-en-scene berasal dari kata Perancis yang memiliki arti “putting in the scene”. Mise-en-scene adalah unsur sinematik yang paling mudah kita kenali karena hampir seluruh gambar (shot) yang kita lihat dalam film adalah bagian dari unsur ini. Jika kita ibaratkan layar bioskop atau layar televisi adalah sebuah panggung pertunjukan maka semua elemen yang ada di atas panggung tersebut adalah unsur-unsur dari Mise-en-scene. Dengan demikian bisa kita katakan bahwa separuh kekuatan sebuah shot terdapat pada aspek Mise-en Scene.

Pranata sendiri diambil dari kata “nata” (bahasa jawa) yang berarti menata artinya film mempunyai fungsi mempengaruhi orang, baik bersifat negatif ataupun positif bergantung dari pengalaman dan pengetahuan individu. Tetapi secara umum film adalah media komunikasi yang mampu mempengaruhi cara pandang individu yang kemudian akan membentuk karakter suatu bangsa. Nah, fungsi inilah yang ternyata sebagai pranata sosial, mempengaruhi tatanan sosial kemasyarakatan berbangsa dan bernegara.

Selain itu membuat karya visual seperti film adalah merupakan upaya penyampaian pesan kepada khlayak ramai, itu artinya film merupakan media komunikasi massa yang tentunya harus memiliki 3 fungsi utama ditambah 1 fungsi komplementer. Antara lain: fungsi mendidik, menghibur, dan menginformasikan serta sebagai alat kontrol masyarakat. Sayangnya di Indonesia belum banyak film yang mampu memberi sumbangsih mendidik, film di negeri ini baru pada tatanan menghibur dan menginformasikan. Inilah tantangan Anda sebagai calon sineas muda, mampukah kita membuat film tidak hanya menghibur dan menginformasikan tetapi juga harus mendidik (menata bangsa - pranata sosial).

bersambung....



note: jika ingin share tulis sumbernya, sebagai bentuk penghargaan intelektual.


Tuesday 11 December 2012

Tips Membuat FILM dengan Kamera HP Smartphone

Beberapa terakhir tahun ini banyak festival/lomba membuat film pendek dengan camera HP, even seperti ini diambil oleh beberapa provider yang memberikan kesempatan bagi para pengguna HP untuk bereksplorasi secara bebas yakni membuat Film dengan HP. Sayangnya dari kebanyakan mereka [provider:red] tak menjelaskan apa saja yang harus diperlukan pada saat membuat karya visual tersebut. Hingga akhirnya kualitas lomba yang diselenggarakan sia-sia dan tak bermanfaat bagi kebutuhan promosi yang sebenarnya, yakni ingin menggenjot penjualan "HP bundling" yang mereka jual/tawarkan. Pengguana HP di Inodensia kebanyakan juga tidak tahu, mereka hanya menggunakan tetapi tidak memperhatikan fungsi dan manfaatnya bagi si pengguna. "Asal keran.., asal bagus.., asal bisa buat nge-gaya..." mereka pun bangga. 

Mulai sekarang mari menjadi generasi berkualitas jangan mau jadi bangsa yang nomor dua, karena kebanyakan dari orang Indonesia asal bisa dilihat, dipakai dan digunakan ya sudah tak pernah mau melihat kulitas. Akibatnya para importir mempermainkan customer Indonesia yang cenderung bodah tapi sok tahu. Nah... tips berikut bisa Anda manfaatkan bila akan membeli peralatan gudget seperti Camera Video atau HP yang sudah beregenarasi menjadi sebuah kebutuhan. 

1. Perhatikan fitur Video
Media rekam audio visual pada prinsipnya terbagi menjadi 2 yakni: SD/SDTV [Standard-Definition Television] dan HD/HDTV [High Definition Television]. SDTV terbagi menjadi 2 yakni analog dan digital, meskipun dalam perkembangannya digital-lah yang banyak digunakan sebagai media rekam audio visual modern. Sedangkan format HDTV terbagi menjadi 
  • 720p: memilik aspect ratio 1280X720 dan resolusi gambar 921,600 pixels per frame. Sedikit memberikan visual menyerepuai film look hingga mendapat sebutan "little bit of a film look".
  • 1080i: dengan aspect ratio of 1920X1080 resolusi gambar 1,555,200 pixels per frame. 1080i memberikan visual dengan visual gambar yang sangat tinggi sebutannya "a very high-quality video look".
  • 1080p: dengan aspect ratio of 1920X1080 dan resolusi gambar 2,073,600 pixels per frame. Merupakan format yang paling baru didesin khusus untuk menyamai camera film, sebutannya "a compete with film cameras".
Dibelakang resolusi terdapat huruf "i" dan "p", "i" berarti interlaced dan "p" berarti progressive. 

Dunia HDV kini merambah HP dan ini sudah berlangsung lama beberapa keluaran i Phone juga telah memberi fitur HDV, salah satu yang ingin saya bahas adalah produk HP keluaran Samsung i9100 Galaxy Sii dan yang terbaru sudah berseri Galaxy Siii. HP ini bahkan bisa digunakan untuk membuat film dokumenter atau iseng-iseng bikin video klip. Nah bagi Anda seoarang broadcaster dan pengguna multimedia gunakan HP yang telah mempunyai kualitas gambar HDV bukan SDV atau masih VGA. Salah satu ciri HP yang berfitur HDV ada digambar yang saya tandai. Silahkan selamat mencoba.




Saturday 30 June 2012

SMK BROADCAST PERTELEVISIAN MENJADI PILIHAN


Memasuki era tahun 2000-an, inilah merupakan sejarah awal dunia broadcast pertelevisian berkembang pesat hingga kini, penandanya adalah ditahun itu beberapa stasiun televisi swasta muncul. Tak banyak yang tahu bahwa akhirnya dunia broadcast televisi menjamah dunia pendidikan kita, tahun 2002 beberapa pendidikan setingkat Akademi Komunikasi berjurusan broadcasting muncul namun peminatnya tak sebanyak sekarang. Jika dilihat dari rentetan sejarahnya maka pencetus pertama broadcasting televisi adalah IKJ (1981) yang dulu bernama LPKJ (25 Juni 1976) meskipun pada awal kemunculannya adalah adanya jurusan sinematografi dibawah fakultas Fakultas Seni Rupa dan Disain, sejarah terus berubah dan pada awal tahun 1990-an justru jurusan film & televisi menjadi fakultas tersendiri. Broadcasting televisi terus berkembang sangat cepat di tahun 2002 Akademi Komunikasi BSI pun membuka jurusan spesialis broadcasting dengan pembidangan broadcasting radio dan televisi. Sampai menjamah ke Perguruan Tinggi yang lain pun ikut mendirikan jurusan broadcasting pertelevisian.

Tak mau kalah dengan PT (Perguruan Tinggi), di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan pun muncul jurusan broadcast pertelevisian tepatnya di tahun 2003, munculnya SMK Broadcast tv di Indonesia merupakan fenomena tersendiri, kehadirannya seperti dianaktirikan. Tetapi kini menjadi tren tersendiri bagi kalangan remaja yang baru saja menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) atau bagi mereka para pelajar yang sudah memasuki SMA/MA. Animo mereka sangat besar untuk memasuki dunia broadcasting pertelevisian. Lengkap sudah jurusan yang satu ini dari jenjang SMK hingga Perguruan Tinggi sudah terwakili. Tentulah perkembangan ini harus segera disikapi secara cepat agar mereka para peminat broadcast pertelevisian menjadi broadcaster-broadcaster handal (profesional) di bidangnya. Dan agar cita-cita pendidikan terarah serta tujuan ”mencerdaskan kehidupan bangsa” ini tercapai. Tak hanya itu, hal ini juga merupakan bagian dari membentuk para profesional broadcast tv yang mampu mengkritisi zaman dan menegakkan nilai-nilai kearifan lokal. Secara tidak langsung kontrol konten penyiaran akan terbentuk sendiri.  Serta kalak mampu mengembangkan ekonomi kreatif dikalangan pelajar yang diterapkan sejak dini yang mampu menghasilkan jiwa wira usaha (enterpreunership). 

Dunia siaran sendiri memiliki peran besar dalam mendukung terbentuknya civil society Indonesia yang kuat. Dunia atau media siaran (elektronik dan cetak) memiliki fungsi sebagai pilar ke empat demokrasi. Selain itu, ia juga merupakan alat penyampai informasi ke dan dari masyarakat kepada khalayak (mass media) secara efisien dan efektif. 

Untuk mencapai sasaran yang terarah dan pasti pengembangan SMK Broadcast Pertelevisian harus terpadu dan terarah. Dengan fokus pembelajarannya adalah meliputi 8 bidang mata diklat yakni:
  1. Fotografi
  2. Manajemen Produksi
  3. Penulisan Nasakah TV
  4. Videografi (Tata Kamera dan Tata cahaya)
  5. Tata Artistik
  6. Penyutradaraan
  7. Tata Suara dan
  8. Editing
8 bidang ini adalah pilar bagi peserta didik agar belajar secara maksimal dibidang broadcast pertelevisian yakni membuat program acara televisi (Drama, Nondrama, dan News & Sport) bukan membuat pemancar televisi. 

Melalui Mind 8 Publishing House kami sedikit mengurai problematika SMK broadcast televisi dengan menerbitkan beberapa buku antara lain bisa dilihat di blog ini. Serta di bawah Mind 8 production bahu membahu untuk membuat workshop, pelatihan dan seminar tentang broadcast pertelevisian. Info lengkap ada blog ini pula. 


Redaksi MIND 8 Publishing House

Thursday 12 April 2012

WORKSHOP "48 JAM NGGAWE FILM" 7 - 8 JULI 2012




WORKSHOP 48 JAM NGGAWE FILM 2011 akan berlangsung pada tanggal 7 & 8 Juli 2012 di Aa Broadcast TV Studio Jl. Raya Lemahduwur No. 1 - 2 Adiwerna Tegal

PEMBICARA [PANELIS]
  • Anton Mabruri Praktisi dan Penulis Buku Broadcast Televisi Nasional dari Jakarta 
  • Tim Mind 8 Production 
PESERTA 

PELAJAR, MAHASISWA DAN UMUM daerah Tegal, Brebes, Pemalang dan daerah-daerah lain yang berdekatan dengan lokasi. [TEMPAT TERBATAS]



MATERI WORKSHOP 
  • Meliputi 7 bidang mata diklat yakni:
    1. Manajemen Produksi
    2. Penulisan Nasakah TV
    3. Videografi (Tata Kamera dan Tata cahaya)
    4. Tata Artistik
    5. Penyutradaraan
    6. Tata Suara dan
    7. Editing



info lengkap:
Aa Broadcast TV Studio
Jl. Raya Lemahduwur No. 1 - 2 Adiwerna Tegal
Telp: 0283 443692 - 0815 67197 
CP: 0821 3801 9898 

Tuesday 10 April 2012

AMBURADULNYA SISTEM PENYIARAN INDONESIA

Undang-undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran di Indonesia belumlah diterapkan sesuai yang tersirat di dalam UU tersebut, di mana lembaga penyiaran tv di Indonesia dibagi menjadi 4 antara lain: (1) Lembaga Penyiaran Publik; (2) Lembaga Penyiaran Swasta; (3) Lembaga Penyiaran Komunitas; dan (4) Lembaga Penyiaran Berlangganan, UU No. 32 ini juga sebentar lagi akan berubah. Sedangkan faktanya menurut Ibu Mita (Independent Consultant): Pertelevisian di Indonesia sangat tak jelas arahnya (amburadul). Infrastruktur industri kreatif sampai saat ini belum ada jika dibandingkan di Amerika: contoh siaran tv tak boleh nasional, kecuali networking atau afiliasi sehingga tv lokal hidup.

Hal lainnya pemilik media tak dibolehkan memiliki tv dan media lain dalam 1 wilayah (tidak boleh mempunyai tv, koran atau radio, serta majalah dalam satu wilayah). Di Amerika pula, setiap profesi punya asosiasi (perkumpulan) Asosiasi ini yang menentukan standar profesi dan standar akreditasi [baca: universitas juga begitu, School of Communications buat asosiasi, dan asosiasi-lah yang mengakreditasi peringkat fakultas di universitas bukan pemerintah]. Asosiasi pula yang buat unit kategori penilaian peringkat akreditasi untuk sekolah-sekolah kejuruan, bandingkan dengan Indonesia akreditasi sekolah kejuruan Kemendiknas yang menentukan padahal sampai detik ini masih sangat minim orang yang ahli di bidang tertentu sebagai tim Assesor Sekolah Kejuruan.

Masih di Amerika pula, Asosiasi profesi tv dan film pun dibentuk untuk meperjuangkan kepentingan kesejahteraan anggota seperti negosiasi dengan stasiun tv. Sekolah kejuruan/profesi tv, radio, film mulai dari vocational, S1, S2 dan praktek-praktek kerja dibentuk sangat kuat. Jadi infrastruktur dari hulu ke hilir sudah profesional. Statiun tv tidak boleh memproduksi program, kecuali berita. Izin siaran stasiun tv hanya 5 tahun jika masyarakat setempat tidak memberi rekomendasi dan tv dinilai tidak menuntungkan masyarakat, maka izin siaran tv tersebut tidak diperpanjang.

Sedangkan kondisi Indonesia tidak demikian, baca UU 32 Tentang Penyiaran 2002, semua itu di monopoli/dilangkahi oleh stasiun tv swasta. UU tidak berjalan, komisi 1 DPR, KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), Kementrian Kominfo tak perduli hingga sistem inilah yang membuat pertelevisian di Indonesia amburadul.

Lalu siapa pula yang bisa mengeluarkan surat atas kompetensinya cameraman, editor, produser, penata suara, penata artistik, sutradara, penulis naskah, dan lain-lain. Sedangkan fit and proper test sampai detik ini saja masih belum jelas siapa lembaga resmi yang bisa meloloskan kompetensi ini semua dan ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) buat Asosiasi-asosiasi yang ada di Indonesia. Lepas dari itu jangan sampai ada kepentingan yang menunggangi Asosiasi ini, kita semua harus benar-benar objektif dalam menilai.

Penutup dari opini ini adalah minimnya pengetahuan tentang ilmu brodcasting tv, membuat kecenderungan masyarakat kita dibodohi hingga akhirnya seluruh stasiun tv memonopoli siaran televisinya..., dengan asumsi seolah-oleh bikin program acara televisi itu mahal padahal jika setiap putra daerah tahu membuat program acara itu murah maka akan berbondong-bondong stasiun tv itu berdiri di daerah dan ini akan meminimalisasi sentralistik dunia penyiaran kita. Ini juga akan berdampak pada pengurangan angka pengangguran di daerah bisa jadi seluruh dunia akan menanamkan investasinya di daerah masing-masing.


akhirnya yuk... mari jangan takut belajar broadcast tv dan menjadi broadcaster sejati...

Tuesday 3 April 2012

PUSAT PELATIHAN BROADCAST TELEVISI PERTAMA DI TEGAL


JOINT WITH US.... Yuk GABUNG...!!!

Aa Broadcast adalah pertama dan satu-satunya tempat pelatihan Broadcast Televisi di Tegal merupakan lembaga pelatihan yang mendidik dan melatih para calon broadcaster untuk menjadi broadcaster televisi yang handal yang dapat terjun langsung ke dunia broadcast televisi. Sebagian besar tenaga pendidik dan pengajar dihadirkan dari Jakarta hal ini mengingat sebagai upaya pemerataan pengetahuan ilmu terutama broadcasting televisi yang hampir sentralisasi.

MAJORING
Cameraman; Fotografer; Penulis Skenario; Manajer Produksi; Sutradara; Editor; Graphic Design; etc

Bagi Anda yang tinggal di daerah Tegal, Brebes, Pemalang dan sekitarnya bisa bergabung di Aa Broadcast TV Tegal, program yang ditawarkan menarik loh... antara lain:


• BASIC BROADCAST COURSE [BBC] - 4 (Empat) Bulan Rp. 800.000,-
Overview: Program ini memberikan pemahaman pada dunia
broadcast televisi dengan sistem pembelajaran “study kasus” atau praktik
langsung di studio dan lapangan. Karya akhir News Gathering
[kumpulan liputan berita] yang telah diliput oleh peserta didik.

• ADVANCE BROADCAST COURSE [ABC] - 8 (Delapan) Bulan Rp. 1.600.000,-
Overview: Program ini memberikan pemahaman pada pada dunia 
broadcast televisi dengan sistem pembelajaran “study kasus” atau praktik 
langsung di studio dan lapangan. Karya akhir Dokumenter televisi dan atau Feature. 

• PROFESIONAL BROADCAST COURSE [PBC] - 12 (Dua Belas) Bulan Rp. 2.400.000,-
Overview: Program ini memberikan pemahaman pada pada dunia broadcast televisi 
dengan sistem pembelajaran “study kasus” atau praktik langsung di lapangan. 
Karya akhir Film pendek atau Program drama dan lain-lain yang mempunyai nilai jual di industri TV.

FASILITAS 
1. Free biaya pendaftaran 
2. Free Modul 
3. Free konsultasi khusus bagi pelajar & mahasiswa broadcast 
4. Praktik langsung di lapangan (praktikum terpadu) 
5. Studio Editing 
6. Studio mini [studio floor]
7. Bersertifikat 

info lengkap:
Aa Broadcast TV Studio
Jl. Raya Lemahduwur No. 1 - 2 Adiwerna Tegal
Telp: 0283 443692 - 0815 6719764

Wednesday 15 February 2012

PENGERTIAN BROADCASTING TV



BROADCASTING ITU APA?
Broadcasting secara umum dapat diartikan sebagai siaran atau penyiaran. Di awal tahun 2000-an industri broadcasting mulai berkembang di Indonesia secara signifikan walaupun wadah/peluang untuk orang-orang broadcasting sampai saat ini belum terlalu banyak. Tetapi jangan khawatir Junior Broadcaster Indonesia, Anda-lah tumpuan bangsa ini. Hari ini saja puluhan tv lokal beserta partner bisnisnya yakni PH (Production House) dan Agency mulai banyak berdiri artinya peluang Anda untuk berkarya terbuka lebar. Hari ini pula, menjadikan broadcasting satu bidang ilmu pengetahuan yang sebenarnya bukan hal yang baru tetapi menjadi sesuatu yang sangat baru. Indikasinya adalah ada berbagai kalangan yang tidak mengerti apa itu broadcasting bahkan ketika penulis menanyakan langsung kepada masyarakat umum mereka hanya bengong. Lucunya lagi ada yang berpendapat bahwa broadcasting itu orang-orang yang suka mengadakan casting untuk film, walaupun itu adalah bagian dari tugas seorang broadcaster (sebutan orang yang berkecimpung di bidang broadcasting). Toh, pada akhirnya industri broadcasting menjadi industri yang sangat menjanjikan, sebab broadcasting akan terus berkembang seiring perkembangan zaman.

Sebenarnya manusia sejak dulu telah mengenal apa yang disebut dengan radio dan televisi, tetapi sebagian dari mereka ada yang tidak paham bahwa televisi dan radio adalah produk atau sarana utama untuk broadcasting meskipun belakangan seiring berkembangnya zaman internet, HP, TV Wall dan jaringan-jaringan multimedia juga termasuk sarana penyiaran (broadcasting). Artinya batasan broadcasting tidak hanya ada pada radio dan televisi.

Kamu tertarik dengan dunia BROADCAST TV, FILMMAKING, CONTENT CREATORS, MULTIMEDIA, dari kami?
Klik Subscribe untuk update !